Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Ulama Besar yang Mulanya Lambat dalam Belajar

26 Januari 2021   20:33 Diperbarui: 26 Januari 2021   20:47 2776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah tentang ulama besar yang awalnya dikenal lambat belajar (ilustrasi diolah pribadi melalui Canva)

Imam Syafi'i, salah satu dari empat imam madzhab fikih Islam, terkenal sebagai seorang penuntut ilmu yang sangat rajin dan teliti. Menurut riwayat, Imam Syafi'i selalu mencatat semua pelajaran dari gurunya, baik di kertas maupun kulit dan pelepah tumbuhan.

Menurut Imam Syafi'i, ilmu adalah binatang buruan dan tinta adalah tali pengikatnya agar tidak lepas buruannya. Saking rajinnya mencatat sampai-sampai rumah Imam Syafi'i yang sempit dipenuhi dengan kertas-kertas catatannya.

Imam Syafi'i juga terkenal memiliki hafalan yang sangat kuat. Ketika kamarnya telah penuh dengan kertas catatan semua pelajaran yang didapatkannya, sehingga tak ada lagi tempat untuk badannya melepas lelah, Imam Syafi'i lantas membuang semua kertas catatannya dengan terlebih dahulu menyimpannya dalam hafalan di kepala.

Keteladanan yang bisa kita ambil dari riwayat Imam Syafi'i tak hanya tentang ketekunan mencatat setiap pelajaran. Ketika menjadi guru yang mengajarkan ilmu fikih dan Al Quran, ada satu kisah yang hikmahnya sangat luar biasa. Baik bagi kita sebagai penuntut ilmu, maupun bagi kita yang dalam keseharian mengajarkan ilmu.

Sebagaimana yang ditulis oleh Imam Baiqhaqi dalam kitab Manaqib Imam Syaf'i, ketika itu beliau menerima seorang murid bernama Rabi' bin Sulaiman. Setelah beberapa kali mengajar, Imam Syafi'i mengetahui kalau Rabi' bin Sulaiman ini termasuk tipe murid yang lambat belajar (slow learner).

Berulangkali Imam Syafi'i menerangkan satu pelajaran, Rabi' tak juga paham. Setiap kali usai menerangkan pelajaran, Imam Syafi'i bertanya,

"Rabi', kamu sudah paham belum?"

"Belum paham, Guru," jawab Rabi'.

Begitulah, dengan kesabarannya yang luar biasa Imam Syafi'i terus mengulang pelajarannya kepada Rabi', dan selalu bertanya pada muridnya itu, "Sudah paham belum?"

Berkali-kali pula Rabi' bin Sulaiman menjawab, "Belum paham, Guru."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun