Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Mengapa Harus Khawatir dengan Kebijakan Privasi WhatsApp?

17 Januari 2021   17:25 Diperbarui: 17 Januari 2021   20:01 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meskipun berbagi data dengan Facebook, WhatsApp menjamin fitur keamanan end-to-end encryption tetap terpasang (unsplash.com/Christian Wiediger)

Isi pertemuan tersebut diantaranya berkaitan dengan pengendalian informasi yang dianggap berbahaya bagi pemerintah tapi berbeda dengan Facebook.

4. Pencurian identitas

Kebocoran data pribadi pengguna juga sering dimanfaatkan untuk pencurian identitas. Pengguna media sosial gemar mencantumkan tanggal lahir, kota asal, tim olahraga favorit, buku/film favorit, memberi nama, menandai keluarga, dll. 

Jika ada data pribadi yang bocor, akun media sosial kita jadi rawan dicuri orang lain dan disalahgunakan.

Tak Perlu Khawatir Berlebihan dengan Kebijakan Privasi WhatsApp yang Baru

Lantas, apa yang harus dikhawatirkan dari kebijakan privasi WhatsApp terbaru ini?

Jujur, saya pribadi menganggap tak ada yang perlu dikhawatirkan dari kebijakan privasi WhatsApp versi terbaru. Jika banyak pengguna, termasuk beberapa teman saya sendiri, jadi paranoid dan ramai-ramai migrasi ke aplikasi sejenis seperti Telegram, Signal atau BIP, sampai saat ini saya masih tenang-tenang saja.

Sejauh ini, saya menganggap kebijakan WhatsApp yang membagikan data pengguna ke Facebook masih dalam toleransi kewajaran. Personalisasi iklan di Facebook sejatinya sudah cukup lama diterapkan, jadi bukan hal yang baru lagi.

Bagaimana dengan kemungkinan bocornya data pengguna?

Sangat kecil kemungkinan Facebook dan WhatsApp membocorkan data pengguna, apalagi sampai dibobol peretas. Memang, ada beberapa kasus di mana Facebook "menyerahkan" data pengguna untuk kepentingan kampanye politik, seperti pada kasus Cambridge Analytica.

Apakah ini mengkhawatirkan?

Tidak. Bila akun media sosial kita disisipi pesan-pesan propaganda politik, kita tinggal mengabaikannya. Sesederhana itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun