Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gubernur Anies Baswedan Positif Covid-19, Pemerintah Harus Kembali Fokus ke Kesehatan

1 Desember 2020   11:47 Diperbarui: 1 Desember 2020   13:22 2351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengonfirmasi dirinya positif Covid-19 (screenshot instagram @aniesbaswedan)

Selama 2 bulan terakhir pula masyarakat menjadi kian abai dengan protokol kesehatan. Aktivitas di kota-kota besar kembali menggeliat seolah pandemi Covid-19 tak pernah terjadi. Kerumunan massa terjadi di mana-mana.

Hal ini tak lepas dari ketidaktegasan pemerintah dalam mendisiplinkan masyarakat dan menegakkan protokol kesehatan yang sudah mereka buat sendiri. Bahkan timbul kesan tebang pilih bila kerumunan massa itu dilakukan pihak-pihak tertentu, pemerintah mengabaikannya begitu saja.

Sementara kasus positif Covid-19 semakin hari semakin meningkat tajam. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada 29 November 2020 terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang mencapai rekor kasus positif harian sejumlah 6.267 konfirmasi positif. Hingga per 30 November, kasus positif di Indonesia sudah mencapai 538.883 kasus positif.

Desember Bisa Jadi Puncak Pandemi Covid-19

Bulan Desember ini, ada tiga kondisi yang bisa menyebabkan lonjakan kasus dan puncak pandemi Covid-19 di Indonesia. Pertama, pada 9 Desember nanti masyarakat di 224 Kabupaten dan 37 Kota di 9 Provinsi berbondong-bondong datang ke TPS untuk memberikan hak suaranya.

Ya, apapun protokol kesehatan yang tengah disiapkan pemerintah melalui KPUD, pilkada serentak 2020 tetap rawan penyebaran Covid-19. Selama masa kampanye pilkada yang hampir selesai ini, masih banyak ditemukan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan peserta pilkada. Mulai dari pengumpulan massa hingga mengabaikan protokol kesehatan. Beberapa calon kepala daerah juga sudah terkonfirmasi positif Covid-19.

Kedua, liburan akhir tahun sudah di depan mata. Berkaca dari libur panjang Oktober kemarin, tentu masyarakat akan memanfaatkan waktu liburan mereka untuk pergi ke tempat-tempat wisata.

Ketiga, malam pergantian akhir tahun. Seperti tradisi yang ada di semua negara di dunia ini, malam pergantian tahun selalu diramaikan dengan pesta kembang api, atau konvoi di jalan-jalan.

Fakta ini tentu tak bisa begitu saja diabaikan pemerintah. Siapa yang kuasa menahan keinginan masyarakat untuk merayakan malam pergantian tahun di jalan-jalan? Kecuali alam berkehendak lain dengan menurunkan hujan sangat lebat.

Tiga kondisi ini hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah pusat bila ingin memutus rantai penyebaran virus corona. Apalagi pada Januari 2021 nanti, pemerintah berencana membuka sekolah dengan tatap muka.

Semakin pemerintah tidak fokus pada kesehatan, pandemi Covid-19 tak akan segera berakhir di negeri ini. Semakin lama pula anak-anak kita harus belajar dari rumah.

Hendaknya pemerintah dan juga masyarakat kian hari kian mengerti untuk tidak pernah menganggap remeh virus corona. Penyakit ini nyata, dan potensi penularannya sangat tinggi. Siapapun bisa tertular, tanpa pernah tahu siapa penularnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun