Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

FPI adalah NU Garis Keras

27 November 2020   20:58 Diperbarui: 27 November 2020   21:03 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberadaan FPI sudah mengambil alih tugas-tugas NU dalam penanganan nahi mungkar (foto ilustrasi: fin.co.id)

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang baru terpilih, KH. Miftachul Akhyar punya pendapat menarik tentang keberadaan Front Pembela Islam (FPI) yang belakangan ini disoroti pemerintah dan masyarakat. Dalam pandangan Kiai Miftah, negara diuntungkan adanya FPI.

Di tengah masyarakat yang semakin permisif dan apatis terhadap lingkungan, terutama terhadap norma sosial keagamaan, manfaat keberadaan FPI sangat jelas dalam memberantas kemungkaran. Sekaligus, FPI sudah mengambil alih tugas-tugas Nahdlatul Ulama (NU) dalam penanganan nahi mungkar.

Pendapat tersebut dilontarkan pengasuh pondok pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan Surabaya, beberapa tahun yang lalu sewaktu masih menjabat Rais Aam PWNU Jawa Timur.

Menurut Kiai Miftah, selama ini pelaksanaan amar makruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kemungkaran) terasa jomplang, belum berimbang. Banyak yang melakukan amar makruf, sementara yang melakukan nahi mungkar hampir tidak ada. Di sinilah FPI mengisi kekosongan  peran penting tersebut, dan itu menguntungkan umat Islam sekaligus pemerintah.

Lalu mengapa selama ini FPI selalu mendapat stigma negatif?

Secara tidak langsung, Kiai Miftah mengatakan hal ini tak lepas dari peran media. Seringnya, pemberitaan mengenai FPI hanya tentang kerasnya dan aksi-aksi perusakan yang dilakukan oknum FPI. Untuk itu, Kiai Miftah menyarankan agar FPI dapat membenahi proses rekrutmen anggota lebih teliti lagi agar tidak kemasukan orang-orang yang suka merusak dan masuk ke FPI dengan niat merusak pula.

***

Bagi orang awam, menghubungkan keberadaan FPI dengan tugas-tugas NU dalam penanganan nahi mungkar mungkin terasa sulit dinalar. Bagaimana mungkin kelompok atau ormas yang sering berseberangan dengan NU malah dianggap sudah mengambil alih tugas-tugas NU?

FPI mungkin tidak dilahirkan dari rahim NU sebagaimana GP Anshor, Muslimat, Fatayat atau badan otonom NU lainnya. Namun, FPI memiliki pertalian erat dengan NU.

Pada dasarnya, FPI adalah NU Garis Keras. Tidak banyak yang tahu, dan seolah tersembunyi dari hingar bingar perdebatan akar rumput, FPI sejatinya disokong oleh mereka yang mengklaim sebagai "NU kultural". Bahkan tempat pendeklarasian pertamanya, Pesantren Al-Umm, dipimpin oleh seorang ulama NU, KH Misbahul Anam, salah satu pengikut Tarikat Tijaniyah di kalangan Betawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun