Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rangga, Surga Sudah Menantimu

15 Oktober 2020   19:28 Diperbarui: 15 Oktober 2020   19:40 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rangga rela mengorbankan nyawa demi menyelamatkan ibunya (foto: twitter@transtv_corp)

Tak terbayang bagaimana pedihnya hati DN, ibu Rangga. Putranya yang berusia 10 tahun itu meninggal dunia usai berduel dengan SB, residivis yang hendak memperkosa dirinya.

Pada Sabtu (10/10) dinihari, SB dengan mengendap-endap datang ke rumah korban yang lokasinya agak jauh dari perumahan penduduk di desa Alue Gadeng Gampong, Kecamatan Bireun Bayeum, Aceh Timur. Di dalam rumah, SB yang mendapati DN sedang tertidur pulas langsung membekap dan hendak memperkosanya.

Rangga yang terbangun dan mendapati orang tak dikenal sedang melakukan aksi bejat itu berusaha melawan agar ibunya selamat. DN sempat meminta Rangga untuk melarikan diri, namun Rangga memilih mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Ibunya.

Hingga kemudian dengan bengis dan tanpa rasa kemanusiaan sama sekali, SB langsung menebaskan parang berulangkali ke tubuh Rangga. Bocah yang selalu mendapat ranking di kelasnya ini pun langsung meninggal dunia dengan tubuh bersimbah darah. Mungkin bagi Tuhan lebih baik begitu agar Rangga tidak menyaksikan kebuasan SB terhadap ibunya.

Setelah memuaskan nafsu bejatnya, SB lalu mengikat ibu Rangga. Untuk menghilangkan jejak, jasad Rangga kemudian dimasukkan karung dan dibawa tersangka dengan maksud hendak dibuang ke sungai.

Saat tersangka lengah karena sibuk dengan jasad Rangga, DN akhirnya berhasil melepaskan ikatan di tangannya. Tanpa sempat memikirkan nasib Rangga, DN kabur dan mencari pertolongan di pemukiman warga desa Alue Gadeng Gampong.

Namun saat aparat kepolisian bersama warga datang ke rumah korban, jasad Rangga sudah tidak ditemukan. Pun begitu ketika aparat kepolisian dan warga mencari-cari di sungai terdekat. Jenazah Rangga baru ditemukan mengapung pada Minggu (11/10) sore dalam keadaan masih mengenakan pakaiannya yang bersimbah darah.

Menurut hasil visum, pada tubuh Rangga terdapat lebih dari 8 luka bacok. Entah, setan apa yang merasuki jiwa SB hingga ia tega membacok bocah kecil berulangkali dengan begitu buasnya, hanya demi melampiaskan nafsu bejat pada ibu Rangga.

Usai divisum, pada Minggu setelah sholat maghrib jenazah Rangga langsung dikebumikan di TPU Alue Gadeng Gampong. Ratusan warga dan kerabat dekat ikut mengantarkan Rangga ke tempat peristirahatan terakhirnya. Sayang, kedua orangtuanya tidak bisa mengantarkan putra kesayangan mereka. Ibu Rangga masih harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit, sementara ayah kandung Rangga, Fadli Fajar tengah tinggal di kota Medan, Sumatera Utara.

"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami. 'Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak'," ucap Fadli Fajar menangis mengenang putranya.

Memang benar, Allah lebih tahu bagaimana cara menyayangi hamba-Nya. Meninggalnya Rangga juga mengajarkan pada kita, bahwa kematian itu tak lebih menakutkan daripada melihat orang yang kita cintai terluka, dihina dan diperlakukan bagai binatang. 

DN, yang melihat Rangga hendak melawan meminta anaknya tersebut untuk melarikan diri. DN rela mengorbankan dirinya agar anaknya selamat. Sebaliknya, tanpa memedulikan dirinya sendiri dan tidak menghiraukan seruan ibunya, Rangga melawan pemerkosa ibunya. Bagi Rangga, ibunya adalah segalanya. Inilah contoh kasih sayang sejati antara orangtua dan anak.

Selamat jalan Rangga. Surga sudah menantimu. Semoga engkau kelak bisa memasuki pintu surga dengan menggandeng ibumu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun