Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Ilmu Penglaris Dagangan

4 Oktober 2020   23:49 Diperbarui: 5 Oktober 2020   00:01 3057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu penglaris dagangan yang saya ajarkan nanti sama sekali tidak melanggar syariat agama (foto ilustrasi: TribunTravel/Ekayana)

"Ok. Nah, syarat pertama, besok Mas Ali bikin papan nama. Gak perlu yang besar, cukup ukuran tinggi 1,5 meter kali 1 meter dengan dua sisi. Buat aja dari triplek dengan penyangga kayu biasa. Kemudian cat putih, dan beri tulisan "Kopi dan Ceker Penglaris" warna merah di kedua sisinya.. Setelah jadi, letakkan di depan warung kopi ini, sejajar dengan jalan raya biar bisa dilihat orang yang datang dari dua arah."

Kemudian, selama Mas Ali berjualan, pakaiannya harus rapi. Boleh pakai kaos oblong, asal jangan awut-awutan seperti orang baru bangun tidur. Rambut disisir rapi. Dan jangan lupa pakai parfum atau deodorant. Lusa, saya akan datang lagi buat melihat apakah Mas Ali mematuhi syarat saya atau tidak."

Aku menyimak penjelasan syarat ilmu penglaris itu dengan seksama. Esoknya, warung kopi kututup sementara karena aku sibuk membuat papan nama di rumah. Kuminta istriku menyeterika kaos, dan dengan diam-diam kupakai deodorant-nya.

***

Ketika warung kopi kubuka lagi dengan papan nama baru di depan, efeknya langsung terasa. Hingga siang hari, sudah ada 10 pembeli yang datang. Sore harinya, laki-laki itu datang diikuti dua orang yang seumuran di belakangnya. Mungkin temannya, pikirku.

Kali ini, laki-laki itu tidak banyak bicara. Dia terlihat menikmati ceker pedas, lalu menawarkannya ke dua orang temannya yang langsung disambut dengan antusias. Sebaliknya, dua orang temannya itu banyak bertanya-tanya seputar kopi yang kujual. Dengan sabar, aku menjelaskan sebatas apa yang kutahu.

Ketika hendak pulang dan kedua temannya agak menjauh, laki-laki itu mendekatiku.

"Bagus, Mas. Syarat pertama sudah terpenuhi. Sekarang syarat keduanya, besok saya ingin melihat warung kopi ini bersih. Lantainya disapu, jangan sampai ada sampah berserakan. Kalau ada pembeli yang merokok, sediakan asbak, dasarnya dilapisi kertas tisu yang dibasahi agar abu rokoknya tidak beterbangan.

Piring, lepek dan gelas harus dilap bersih. Begitu pula dengan toples wadah kopinya. Untuk makanan atau jajanan ditutup dengan tudung saji. Kalau tidak ada cukup pakai kain serbet yang bersih. Biar gak dikerubungi lalat dan serangga lain," ujarnya menjelaskan syarat kedua.

Karena sudah membuktikan sendiri, esoknya aku bersemangat membersihkan warung kopi. Peralatan dan makanan yang kujual kutata rapi, tidak semrawut lagi.

Baru saja warungnya kubuka, sudah ada 5 pembeli yang datang. Menjelang sore, warung kopiku semakin ramai. Beberapa orang yang kukenali sudah pernah datang membeli kusapa dengan ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun