Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Janda Bolong, Sri Mulyani, dan Resesi

28 September 2020   09:51 Diperbarui: 28 September 2020   10:04 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat pemerintah mengumumkan resesi, harga tanaman hias Janda Bolong melejit tinggi (foto: bisnis.com)

Jadi, kita sudah resmi resesi nih?

Kalau kata media-media nasional sih begitu. Padahal Menteri Keuangan Sri Mulyani tak pernah menyebut kata "resmi resesi". Sri Mulyani hanya mengatakan,

"Yang terbaru per September 2020 ini minus 2,9 persen hingga minus 1,0 persen. Negative territory pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal keempat...Perbaikan aktivitas ekonomi masih tertahan membuat investasi masih wait and see," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual bertajuk APBN Kita pada Selasa, 22 September 2020

Nah kan, tak ada frasa "resmi resesi", melainkan "negative territory" alias kondisi minus perekonomian negara. Lagipula, sesuatu yang negatif seharusnya tak perlu "diresmikan". Resesi itu kan negatif, mengapa harus memakai kata "resmi" segala?

Biarkan saja resesi itu mengalir apa adanya. Toh sebelum "diresmikan", kita sudah terbiasa dengan resesi. Jauh sebelum pemerintah mengumumkan "resmi resesi", masyarakat sudah merasakan terlebih dahulu tanda-tandanya.  

Daya beli melemah, penghasilan masyarakat menurun, PHK di mana-mana, pendapatan kelompok usaha menurun, dan pengangguran bertambah banyak. Tanda-tanda ini bahkan sudah dirasakan masyarakat jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda, yang menjadi alasan utama pemerintah mengumumkan perekonomian kita resmi resesi.

Karena sudah merasakan tanda-tandanya, masyarakat kita juga lebih siap mengantisipasi. Ketika pemerintah mengumumkan kondisi ekonomi akan resesi di kuartal keempat, perekonomian masyarakat sudah mulai bangkit.

Tidak percaya?

Lihat saja fenomena tanaman hias Janda Bolong, atau Monstera adansonii. Sebelum pandemi Covid-19, pernahkah kita mendengar selentingan harga tanaman hias ini? Jangankan tahu harganya, seperti apa tanamannya saja kita mungkin belum pernah mendengar dan melihatnya langsung.

Setelah 7 bulan pandemi Covid-19, nama Monstera Janda Bolong melejit. Harganya menjadi gila-gilaan, di luar kemampuan berpikir orang awam. Ada yang rela menebus satu pot Monstera adansonii variegata yang  bercorak setengah bulan dengan harga puluhan juta rupiah. Masyarakat yang semula tidak menyadari nilai ekonomis Janda Bolong kini menjadi terkejut setengah mati. Masa tanaman yang tidak terurus di kebun belakang rumah bisa berharga jutaan rupiah?

Pasar tanaman hias pun langsung diserbu pembeli, ingin mencari Janda Bolong yang lubang daunnya unik dan berestetika. Para petani dan penghobi tanaman hias ramai-ramai mencoba membudidayakannya. Marketplace penuh sesak dengan toko-toko online yang memajang dan menjual beraneka ragam tanaman hias lainnya, mencoba bersaing dengan popularitas si Janda Bolong. Siapa tahu ada Dewi Fortuna yang nempel sehingga jenis tanaman hias itu bisa sepopuler Janda Bolong. Dengan kondisi ini, apakah bisa perekonomian kita dikatakan masuk ke jurang resesi?

Ternyata, masyarakat kita jauh lebih kreatif daripada pemerintah. Mereka bisa menggerakkan roda perekonomian sendiri, di saat pemerintah baru mulai mengumumkan terjadinya resesi. Menkeu Sri Mulyani harusnya malu dan bisa belajar dari fenomena melejitnya harga Janda Bolong. Jika masyarakat kita sudah siap, pemerintah harusnya bisa lebih siap lagi mengantisipasi datangnya ancaman resesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun