Dari Stasiun Kota Malang menuju utara ke arah Pasar Klojen, billboard di perempatan jalan berukuran 8x6 meter itu tampak menyolok mata. Apalagi saat melihat wajah dan tulisan yang menempel di papannya: Giring untuk Presiden 2024.Â
Mengenakan peci berhias pin Pancasila, wajah Giring Ganesha, eks vokalis grup band Nidji ini tersenyum percaya diri. Di sebelah potretnya, terstempel logo Partai Solidaritas Indonesia.
Iklan Giring untuk Presiden itu di bilboard perempatan pasar Klojen sudah terpampang sejak seminggu yang lalu. Lokasi billboard di sini termasuk salah satu lokasi favorit, karena perempatan pasar Klojen selalu ramai dilewati kendaraan.
Sebenarnya, yang menarik perhatian dari iklan billboard ini bukan lantaran ukuran billboard yang besar, melainkan apa yang tertempel di papannya. PSI, partai baru kemarin sore itu sudah mencuri start dengan mengusung Giring.
Apa sih istimewanya Giring sehingga partai yang dipimpin Grace Natalie ini mau mengusungnya untuk bertarung di ajang kontestasi pilpres 2024? Mengapa bukan Grace Natalie sendiri? Atau tokoh-tokoh yang lebih populer dan punya pengalaman politik yang lebih matang?
Di luar popularitasnya sebagai penyanyi, nyaris tak ada yang istimewa dari Giring Ganesha terutama di bidang politik. Karir politiknya juga menemui jalan buntu.
Pada kontestasi pemilu 2019 lalu, Giring sempat mencalonkan diri menjadi calon legislatif melalui PSI. Namun sayang, hasrat besar Giring untuk ikut bersuara di gedung DPR, Senayan Jakarta menemui kegagalan.Â
Giring bahkan mengaku sempat stres dan sering bengong di pinggir kasur saat tahu dirinya tidak lolos ke Senayan. Meski gagal, Giring tetap tak berhenti mengejar cita-cita di dunia politik.
Apakah menjadi capres ini juga termasuk ambisi dan cita-cita Giring?
Saya tidak tahu karena belum berkesempatan menanyakannya pada Giring. Namun satu yang pasti, untuk menjadi capres membutuhkan modal yang sangat besar.
