Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Waspada Kesehatan Mata Anak Selama Belajar dari Rumah

22 Juli 2020   20:05 Diperbarui: 26 Juli 2020   20:29 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan perangkat digital yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mata pada anak (unsplash.com/Annie Spratt)

Selain dipancarkan layar perangkat digital, cahaya biru juga dipancarkan matahari. Tapi, paparan cahaya biru matahari hanya terjadi sejak matahari terbit hingga tenggelam di ufuk barat. 

Sedangkan paparan cahaya biru dari perangkat digital bisa terjadi setiap saat. Jadi, ketika kita tenggelam dalam layar perangkat digital, kita terpapar cahaya biru dua kali lipat.

Terganggunya Ritme Sirkadian Tubuh 

Cahaya biru memainkan peran penting dalam mengatur ritme sirkadian tubuh kita. Ritme sirkadian atau jam biologis adalah jam internal yang berjalan di otak manusia dan siklus antara kewaspadaan dan kantuk secara berkala selama 24 jam. Sederhananya, cahaya biru berpengaruh terhadap siklus tidur/bangun kita sehari-hari.

Pada anak-anak, perubahan atau gangguan jam biologis dapat menyebabkan kantuk di siang hari. Otomatis, hal ini akan berpengaruh langsung terhadap prestasi mereka di sekolah. Gangguan siklus tidur/bangun juga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan masalah kesehatan lain terkait obesitas.

Gangguan Kesehatan Mata

Selain mempengaruhi ritme sirkadian, efek terburuk dari paparan cahaya biru adalah gangguan kesehatan mata. Pesatnya peningkatan miopia (rabun jauh) di seluruh dunia telah dikaitkan dengan peningkatan penggunaan dan paparan cahaya biru perangkat digital.

Tak hanya rabun jauh, paparan cahaya biru dan aktivitas menatap layar perangkat digital secara berlebihan juga dapat menyebabkan gejala mata kering (dry eyes symptoms). Saat kita bekerja di hadapan layar komputer, laptop, ponsel atau perangkat digital lainnya, mata kita cenderung lebih jarang berkedip.

Keadaan ini membuat mata kita menjadi cepat lelah karena kurang istirahat. Selain itu, karena bola mata kita jarang dikedipkan terjadi penguapan air mata yang lebih besar dan akhirnya meningkatkan risiko gejala mata kering.

Kondisi mata kering terjadi ketika air mata (tear film) yang berfungsi melindungi bola mata kita berkurang produksinya atau sedang dalam kondisi tidak stabil. 

Penurunan atau ketidakstabilan produksi air mata ini membuat bola mata kita menjadi sangat rentan terhadap paparan debu dan mikroorganisme termasuk bakteri dan virus. 

Selain itu, fungsi air mata untuk menjaga gesekan antara kelopak mata dan permukaan kornea setiap kali kita berkedip juga tidak berjalan dengan baik.

Bila kondisi ini dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan dengan segera, bola mata kita bisa mengalami berbagai macam komplikasi, mulai dari iritasi ringan hingga peradangan hebat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun