Dibandingkan dengan atlet dari cabang olahraga lain, gaji pemain bola di Indonesia cukup tinggi, untuk ukuran negara ASEAN. Pemain bola di Indonesia mendapat gaji dari nilai kontrak mereka dengan klub.
Untuk pemain lokal, rata-rata nilai kontrak mereka di kisaran 1-4 milyar, tergantung kondisi finansial klubnya. Hansamu Yama misalnya, kapten timnas U-22 ini mendapatkan nilai kontrak sebesar Rp. 4,3 milyar dari Persebaya Surabaya.
Tak Masalah Bergaya Hidup Mewah Asal Tahu Diri dengan Keterampilannya
Bagaimana dengan Dayat sendiri?
Mungkin tidak jauh berbeda mengingat status klubnya Bhayangkara FC yang dianggap salah satu klub kaya di Indonesia. Dengan gaji sebesar itu, Dayat lebih dari mampu kalau hanya membeli mobil Mini Cooper yang harganya ratusan juta rupiah.
Tapi yang dipersoalkan netizen, khususnya dari kalangan suporter sepakbola adalah Dayat membeli mobil seharga ratusan juta rupiah sebagai kado untuk merayakan hari jadi pacarannya yang baru 6 bulan! Gaya hidup "budak cinta" dengan memberi kado mobil mewah ini dianggap tidak sebanding dengan skill-nya di lapangan hijau.
Apakah pemain bola di Indonesia tidak boleh bergaya hidup mewah?
Ya silahkan saja. Sejauh penghasilan mereka dari mengolah si kulit bundar di lapangan bisa mencukupi gaya hidup mewah mereka. Namun, hendaknya mereka juga ingat dan sadar diri, bahwa gaji besar yang mereka terima dari klub juga menuntut profesionalias dan olah keterampilan yang baik pula saat di lapangan.
Bukannya meremehkan kemampuan dan keterampilan bola Nurhidayat, karena dia sudah membuktikan diri dapat dipanggil timnas U-23 dan dikontrak klub sekelas Bhayangkara FC. Namun, hendaknya di masa sulit akibat pandemi Covid-19, Dayat mampu menahan diri untuk tidak memamerkan kemewahan, mengingat banyak pemain bola lain yang harus menderita karena gaji mereka dipotong hingga lebih dari separuhnya.