Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pak Jokowi, Daripada Subsidi Rumah Lebih Baik Subsidi Pulsa

29 Maret 2020   21:30 Diperbarui: 29 Maret 2020   22:12 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telkom menutup sementara layanan wifi.id dan wifi.id home (tangkapan layar dokpri)

Di saat masyarakat kian cemas dan paranoid menghadapi pandemi covid-19, pemerintah malah terus menebar pesona. Baru-baru ini, pemerintah berjanji akan memberikan insentif subsidi selisih bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) kepada masyarakat berpenghasilan rendah selama 10 tahun. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa, 24 Maret 2020.

"Jika bunga di atas 5 persen maka selisih besaran bunganya akan dibayar pemerintah," kata Presiden melalui video conference.

Selain itu pemerintah juga memberikan subsidi bantuan uang muka bagi yang akan mengambil kredit rumah bersubsidi. Anggaran yang telah disiapkan terkait kedua hal itu sebesar Rp 1,5 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menjanjikan kelonggaran kepada masyarakat yang memiliki cicilan kendaraan bermotor untuk tujuan produktif. Termasuk di antaranya adalah para sopir online dan nelayan.

"Keluhan yang saya dengar juga dari tukang ojek, supir taksi yang sedang memiliki kredit motor atau mobil, atau nelayan yang sedang memiliki kredit saya kira sampaikan ke mereka tidak perlu khawatir karena pembayaran bunga atau angsuran diberikan kelonggaran selama 1 tahun," kata Presiden membuka rapat terbatas soal Pengarahan Presiden kepada Para Gubernur Menghadapi Pandemik Covid-19 melalui video conference, Selasa, 24 Maret 2020.

Sebagai rakyat biasa, terus terang saya semakin bingung dengan arah kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi corona ini. Rakyat membutuhkan sesuatu yang bisa mereka peroleh dalam jangka pendek, bukan kebijakan yang jauh dari jangkauan tangan masyarakat.

Apakah pemerintah mengira rakyat masih memikirkan kredit rumah bersubsidi, sementara aktivitas, pekerjaan dan mata pencaharian mereka terganggu akibat wabah penyakit covid-19 ini?

Jangankan ingin mengambil rumah bersubsidi, memikirkan kebutuhan sehari-hari saja sudah pusing setengah mati.

Pemerintah meminta masyarakat untuk beraktivitas di rumah saja. Bekerja di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah. Namun, di satu sisi pemerintah tidak memikirkan bagaimana masyarakat bisa menanggung biaya isolasi mandiri.

Saat Pandemi Corona, Pulsa Menjadi Kebutuhan Utama

Dengan banyak berdiam diri di rumah, itu artinya semakin membengkak pula biaya hidup sehari-hari. Tak hanya kebutuhan pangan saja yang harus dipikirkan, melainkan juga kebutuhan pulsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun