Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Biarkan Pagi Hari Kita Sia-sia Belaka

11 Februari 2020   00:49 Diperbarui: 12 Februari 2020   05:00 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan biarkan pagi hari kita sia-sia belaka (unsplash.com/Emma Simpson)

Hidup itu seperti buku. Cover depan adalah tanggal lahir kita, cover belakang adalah tanggal kematian kita. Setiap lembar halaman adalah setiap hari dalam kehidupan kita dan apa yang kita lakukan.

Buku kehidupan itu ada yang tebal, ada yang tipis cuma selembar halaman. Tulisannya ada yang menarik, ada pula yang membosankan.

Sekali kita menorehkan tinta, tidak akan bisa berhenti sampai tulisan itu berakhir di cover belakang. Hebatnya, seburuk apapun tulisan di halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman berikutnya yang putih bersih, baru, dan tiada cacat.

Sama dengan kehidupan kita, seburuk apapun hari kemarin, Tuhan selalu menyediakan hari yang baru. Kita selalu diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang benar dan memperbaiki yang salah.

Sayangnya, tidak semua orang bisa memanfaatkan halaman baru yang putih bersih itu untuk menorehkan tinta kebaikan. Kebanyakan orang terlena dan terburu-buru sehingga lembar halaman yang baru itu diisi dengan tulisan apa adanya. Mereka menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan Tuhan.

Bagaimana supaya kita bisa mengisi lembar halaman yang baru itu dengan baik? Bagaimana supaya kita bisa mengisi hari yang baru dengan sesuatu yang benar?

Kata Mark Twain, "Beri setiap hari kesempatan untuk menjadi hari terindah dalam hidup Anda."

Begitu pula dengan isi tulisan di halaman buku kehidupan kita, tergantung dari bagaimana kita merencanakan dan mengawali paragraf pertamanya. Dari sini kita memberi kesempatan untuk hari yang baru agar bisa menjadi hari terindah dalam hidup kita.

Guru agama saya dulu mengajarkan, "Pagi adalah harapan, siang waktunya berikhtiar, dan malam saatnya melepas sayap-sayap doa. Lalu, biarkan mereka semua bertarung dengan takdir di atas."

Kita sering melewatkan kehidupan kita begitu saja, tanpa menyadari bahwa setiap pagi kita bangun adalah keajaiban. Ajaib, karena di pagi hari itulah kita bisa mengontrol bagaimana kehidupan kita di siang harinya.

Kita memang tidak dapat mengontrol semua yang terjadi pada siang hari, tetapi kita dapat mengontrol bagaimana hal itu dimulai. Kita tidak dapat mengatur semua ikhtiar, namun kita bisa merencanakan supaya ikhtiar itu berada di jalur yang tepat. Dan ini semua hanya bisa terjadi di pagi hari.

Jadi, setiap pagi baru adalah awal yang sepenuhnya baru, saat kita merencanakan hari yang baru dengan berbagai harapan. Dan di setiap pagi pula, kita dapat memutuskan apakah kita menjalankan hari ini atau membiarkannya.

Kata Rumi, "Taman dunia tidak memiliki batas, kecuali dalam pikiranmu."

Apa yang kita pikirkan dan apa yang kita harapkan di pagi hari itulah yang mengontrol batas dari taman dunia ini. Kita dapat memilih untuk melihat dunia sebagai taman hijau subur beserta air terjun yang mengalir dengan berbagai kemungkinan. Kita juga dapat memilih untuk melihat dunia sebagai lubang masalah yang tak berdasar atau sebagai mesin kematian.

Mana yang kita pilih?

Dunia adalah refleksi langsung dari pikiran kita. Jika di pagi hari kita melihat dunia melalui lensa kemungkinan positif, di siang hari kita akan melihat taman-taman indah, kebun yang subur, dan air terjun yang mengalir tenang.

Sebaliknya, jika di pagi hari kita melihat dunia melalui lensa kemungkinan negatif, yang kita dapatkan di siang hari adalah lubang-lubang masalah.

Jangan biarkan pagi hari kita menjadi sia-sia. Beri kesempatan setiap hari menjadi hari terindah dengan tidak membiarkan pagi hari kita berlalu begitu saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun