Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dari Mana Datangnya Kelezatan Cokelat untuk Valentine?

6 Februari 2020   08:43 Diperbarui: 6 Februari 2020   08:36 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi cokelat untuk Valentine (unsplash.com/Michele Blackwell)

Kecuali kamu pendatang dari planet Mars, kamu pasti pernah merasakan kelezatan cokelat. Baik itu yang disajikan dalam rupa minuman hangat, atau batang cokelat yang langsung lumer begitu menyentuh permukaan lidah.

Nah, setelah merasakan lezatnya cokelat, pernah gak kamu berpikir darimana datangnya kelezatan cokelat ini?

Revolusi Cokelat di Abad ke-19

Sebelum abad ke-19, cokelat adalah jenis minuman untuk kelompok terpilih dalam masyarakat, khususnya kelas elit di negara-negara Eropa. Pada masa itu cokelat cenderung berkualitas buruk, berserat, asam, dan sulit larut dalam air. Hal ini tidak praktis untuk kebutuhan rumah tangga sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengonsumsinya.

Revolusi cokelat dimulai pada 1828 ketika seorang warga Belanda, Van Houten berusaha mencari cara agar minuman ini bisa menjadi minuman instan dengan cukup menambahkan air panas. Van Houten bereksperimen untuk menemukan cara menghilangkan mentega kakao dari sumbernya tanpa menggunakan metode-metode sebelumnya seperti merebus dan menyendok karena proses ini tidak efisien dan memakan waktu.

Mentega kakao, juga disebut minyak theobroma, adalah lemak nabati berwarna kuning pucat yang diekstrak dari biji kakao. Bahan inilah yang digunakan untuk membuat cokelat. Mentega memiliki aroma kakao dengan titik leleh tepat di bawah suhu tubuh manusia.

Metode yang dikembangkan Van Houten menggunakan tekanan hidrolik untuk mengurangi jumlah mentega kakao menjadi dua. Pada titik ini, cokelat masih belum dapat dimakan.

Van Houten lalu menambahkan garam alkali (potasium atau sodium karbonat), dan menemukan keasaman cokelat menjadi berkurang dan serat yang ada menjadi halus mengarah ke tekstur seperti bubuk kakao yang ia bayangkan. Metode baru ini yang dinamakan pemrosesan Belanda kemudian dipatenkan Van Houten atas ijin Raja William I dari Belanda.

Inovasi Van Houten mendapat penghargaan dari pihak kerajaan. Paten van Houten berakhir pada tahun 1838. Segera setelah itu, beberapa produsen lain ikut memproduksi cokelat bubuk dengan teknik press Belanda.

Van Houten sendiri sejak 1850 mulai membuka pabrik di berbagai penjuru dunia yang dimulai dari Weesp, Belanda dan Krefeld, Jerman. Dengan produksi yang cepat dan murah, minuman cokelat dengan segera menjadi populer dan dapat dinikmati kalangan rumah tangga.

Teknik press Belanda yang dikembangkan van Houten memungkinkan bubuk cokelat diproduksi dengan biaya murah. Bentuk coklat bubuk juga memungkinkannya dicampur dengan gula, susu, dan mentega cokelat.

Penemuan Cokelat Batangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun