Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Seperti Apa Rasanya Daging Kelelawar?

29 Januari 2020   22:38 Diperbarui: 29 Januari 2020   22:48 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paniki, masakan daging kelelawar khas Tomohon (sumber foto: tripadvisor.fr)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, kelelawar disebut sebagai hewan pembawa (carrier) virus corona. Tak hanya itu, hewan malam ini juga diketahui bisa menularkan beberapa virus mematikan lainnya, seperti SARS (sepupu virus nCov), virus rabies, virus nipah, virus lassa, Henipavirus, virus Ebola dan virus Marburg.

Kelelawar, Hewan Pembawa Banyak Virus Mematikan

Dalam kasus SARS, dan mungkin wabah coronavirus ini juga, kelelawar adalah inang aslinya. Mereka kemudian menginfeksi hewan lain melalui kotoran atau air liur mereka, dan perantara tanpa sadar menularkan virus ke manusia.

"Kelelawar dan burung dianggap sebagai spesies reservoir untuk virus dengan potensi pandemi," kata Bart Haagmans, seorang ahli virus di Pusat Medis Erasmus di Rotterdam, Belanda.

Kalau kalian pernah melihat film Contagion, peneliti di CDC melihat di dalam virus yang mematikan itu ada perpaduan gen RNA kelelawar dengan babi. Belakangan diketahui asal usul virus yang menewaskan 26 juta orang di seluruh dunia ini berasal dari kotoran kelelawar yang kemudian dimakan babi.

Sama dengan virus nCov. Analisis genetik lebih lanjut menunjukkan bahwa blok pembangun genetik virus corona Wuhan sangat mirip dengan ular. Jadi para peneliti berpikir bahwa populasi kelelawar bisa saja menginfeksi ular, yang menularkan virus kepada manusia ketika mereka dijual di Pasar Makanan Laut Huanan di Wuhan.

Menurut sebuah penelitian pada 2017, kelelawar dianggap memiliki proporsi virus zoonosis (virus yang ditularkan hewan ke manusia) yang secara signifikan lebih tinggi daripada mamalia lain. Karena kelelawar dapat terbang melintasi rentang geografis yang luas, mereka menjadi inang yang ideal dan membawa penyakit saat mereka bepergian.

Kelelawar menyebarkan virus lewat kotorannya: Jika mereka menjatuhkan kotoran ke sepotong buah yang dimakan binatang yang berbeda, makhluk itu bisa menjadi pembawa. Persis seperti adegan di film Contagion.

"Kami tahu cukup banyak virus di daftar cetak biru Organisasi Kesehatan Dunia dari World Health Organization memiliki kaitan langsung atau tidak langsung dengan kelelawar," kata Victor Munster, peneliti di Rocky Mountain Laboratories. Termasuk di daftar ini adalah virus SARS dan MERS.

Untuk mencegah penyebaran virus corona, pada 22 Januari pemerintah Wuhan melarang perdagangan hewan hidup di pasar-pasar. Otoritas setempat juga menutup pasar makanan laut di mana wabah koronavirus mungkin telah dimulai.

Masyarakat Tionghoa memang dikenal gemar makanan eksotis. Mulai dari kelelawar, ular, anjing, kucing, tikus dan hewan-hewan liar yang tak biasa dimakan manusia.

Sekalipun menurut penelitian para ahli kelelawar itu kerap membawa virus dan menjadi penyebab wabah virus mematikan, banyak orang yang suka memakan daging kelelawar. Ada yang dijadikan sup, atau dipanggang layaknya ayam bakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun