Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Belajar Arti Deliberasi dari Kisah Latihan Basket Kobe Bryant

27 Januari 2020   07:44 Diperbarui: 29 Januari 2020   18:51 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Gambar Kobe Bryant yang terpanpang di layar pertokoan, Los Angels, Amerika Serikat. (Foto: EPA-EFE/ADAM S DAVIS via kompas.com)

Penggemar olahraga basket dunia dan Amerika Serikat berduka. Legenda basket NBA, Kobe Bryant tewas dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Amerika Serikat.

Dilansir TMZ dan The Sun melalui detikcom, Senin (27/1/2020), ikon klub basket NBA LA Lakers itu terbang bersama 3 penumpang lainnya dalam helikopter pribadi. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (26/1) pagi waktu setempat.  

Otoritas setempat memastikan tidak ada yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Dari laporan terbaru, putri kedua Kobe, Gianna Maria Onore termasuk di antara lima awak helikopter yang tewas.

Gadis berusia 13 tahun yang akrab dipanggil Gigi ini adalah putri kedua Kobe. Dia merupakan anggota tim basket The Mamba yang dilatih ayahnya sendiri.

Sehari sebelum kecelakaan yang merenggut nyawanya, Kobe sempat mengunggah postingan di dua akun media sosialnya. Di Instagram, Kobe memajang fotonya bersama Le Bron James. Dia menulis caption, "menuju #2 @kingjames! terus kembangkan permainan dan langkah selanjutnya".

Sementara di twitter Kobe hampir pada saat bersamaan juga menulis pesan hampir mirip. "Terus maju @kingjames. Respek saudara ku #33644".

Postingan tersebut ditujukan pada Le Bron James yang baru saja melewati rekor sebagai pencetak angka terbanyak NBA. Le Bron James, yang dijuluki King James sekarang mengoleksi 33.655 poin dan menduduki posisi ketiga mengeser Kobe yang mengumpulkan 33.643 poin.

Kobe dan James memang bersahabat sejak lama. Keduanya pernah berada dalam satu tim basket Amerika Serikat.

Gelombang belasungkawa meluncur di dunia maya usai peristiwa kecelakaan helikopter yang menewaskan Kobe Bryant. Tidak hanya dari sesama atlet dan olahragawan, para selebritis dunia juga ikut berduka atas meninggalnya Kobe Bryant. Klub sepakbola Barcelona secara khusus mengucapkan duka cita karena Kobe Bryant adalah fans club tersebut.

Sekalipun bukan penggemar basket, saya cukup mengenal nama Kobe Bryant. Bersama nama-nama lain yang "seangkatan" seperti Michael Jordan hingga Hakeem Olajuwon.

Kisah Latihan Basket Kobe Bryant yang Menginspirasi

Dari kisah hidup Kobe Bryant, ada satu kisah yang menurut saya cukup menarik. Kisah ini diunggah di situs reddit oleh pengguna bernama Robert, yang pernah melatih Kobe Bryant di tim nasional basket Amerika Serikat. Sayangnya, postingan tersebut kini sudah dihapus, namun masih menyisakan ratusan komentar dari pengguna lainnya yang terinspirasi.

***

Suatu ketika, Robert, salah satu pelatih tim basket USA, diundang ke Las Vegas untuk mengawasi latihan tim basket Amerika. Pukul 4.15 pagi, telpon di kamar hotelnya berdering. Ternyata Kobe Bryant, bintang bola basket Amerika itu meminta Robert untuk mengawasi latihan pemanasannya.

Saat Robert datang ke tempat latihan tim, dia melihat di sana cuma ada Kobe sendirian. Tubuhnya terlihat berpeluh, padahal saat itu belum juga pukul 5 pagi.

Robert kemudian menemani dan mengawasi Kobe Bryant melakukan latihan pemanasan selama 45 menit. Setelah itu, Robert kembali ke kamarnya, sedangkan Kobe masih terlihat berlatih menembakkan bola.

Robert kemudian kembali ke ruang latihan pada pukul 11 pagi. Di sana, semua pemain dan pelatih tim basket USA sudah berkumpul dan berlatih. LeBron James sedang berbicara dengan Carmelo Anthony dan Pelatih Krzyzewski sedang mencoba menjelaskan sesuatu kepada Kevin Durant. Di sisi kanan fasilitas latihan, Kobe sendirian menembak jumper (latihan tembakan melompat).

Kobe Bryant (sumber foto: Getty Images melalui vox.com)
Kobe Bryant (sumber foto: Getty Images melalui vox.com)
Robert lalu menghampiri Kobe dan menyapanya, "Kerja bagus pagi ini."

"Oh. Ya, terima kasih Rob. Saya sangat menghargai itu."

"Jadi, kapan kamu selesai?"

"Selesaikan apa?"

"Latihanmu. Jam berapa kamu meninggalkan fasilitas latihan itu?"

"Oh, barusan. Saya ingin berlatih menembak 800 kali. Jadi ya, sekarang. "

Menurut catatan Robert, Kobe Bryant memulai latihan pemanasan sekitar pukul 4.30 pagi, terus berlari dan berlari hingga pukul 06.00, mengangkat beban dari pukul 06.00 hingga 07.00, dan akhirnya melanjutkan berlatih 800 tembakan melompat antara pukul 07.00 dan 11.00.

Belajar Arti Deliberasi dari Kobe Bryant

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita latihan Kobe Bryant ini?

Kobe tidak hanya muncul dan banyak berlatih. Dia berlatih dengan tujuan. Kobe memiliki tujuan yang sangat jelas saat latihan: 800 tembakan lompat. Dia sengaja fokus pada peningkatan ketrampilan yang dikuasainya, membuat tembakan melompat.

Cerita yang sama bisa kita dengar dari para olahragawan dengan bakat alami lainnya: Cristiano Ronaldo atau David Beckham. Para olahragawan dengan bakat alami tersebut memiliki satu kesamaan: kerja keras yang konsisten dan latihan rutin dengan satu tujuan yang disengaja.

Inilah arti dari delibrasi yang kita ambil pelajarannya dari kisah hidup Kobe Bryant.

Secara singkat, penulis buku Aubrey Daniels memberi gambaran seperti apa arti deliberasi itu:

"Pertimbangkan aktivitas dua pemain bola basket yang berlatih lemparan bebas selama satu jam. Pemain A berlatih 200 tembakan, Pemain B berlatih 50 tembakan. Pemain B berlatih sendiri, menggiring bola dengan santai dan istirahat beberapa kali untuk berbicara dengan temannya.

Pemain A memiliki rekan yang mengambil bola setelah ia menembakkannya. Rekan itu menyimpan catatan tembakan yang dilakukan. Jika meleset, rekannya itu mencatat apakah terlalu pendek, panjang, meleset ke kiri atau kanan dan pemain A ini meninjau hasilnya setiap 10 menit latihan.

Anggap ini tipikal dari latihan rutin mereka dan keduanya sama-sama berbakat alami, mana yang akan Anda prediksi menjadi penembak bola basket yang lebih baik setelah 100 jam latihan?"

Sama seperti kisah latihan basket yang dilakukan Kobe Bryant. Seperti itulah arti dari deliberasi. Setiap pemain dalam contoh di atas bisa saja mengaku sudah berlatih selama satu jam, tetapi hanya satu dari mereka yang berlatih dengan sengaja.

Kita mungkin tidak memiliki bakat alami seperti Kobe Bryant. Tapi, dengan menerapkan arti deliberasi seperti yang sudah ditunjukkan Kobe, kita bisa sukses dan melampaui kebanyakan orang.

"Orang-orang sukses tidak berbakat; mereka hanya bekerja keras, lalu berhasil dengan sengaja. "

- G.K. Nielson -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun