Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Surabaya Tidak Banjir Karena Jarang Hujan

18 Januari 2020   19:41 Diperbarui: 18 Januari 2020   19:40 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, terendam banjir akibat hujan deras selama 1,5 jam pada Rabu (15/1/2020) (sumber foto: kompas.com/Ghinan Salman)

Beruntunglah warga kota Surabaya. Di saat banyak kota dan wilayah di Indonesia terkena bencana banjir, warga Surabaya tenang-tenang saja. Satu-satunya peristiwa banjir besar yang terjadi di awal tahun 2020 hanya terjadi pada Rabu (15/1).

Ketika itu, sejumlah ruas jalan protokol di wilayah Surabaya tergenang air hingga setinggi 1 meter. Banjir terutama terjadi di kawasan Darmo Park dan jalan Mayjen Sungkono yang memang sejak dahulu sudah menjadi daerah langganan banjir.

Tidak adanya banjir yang melanda kota Surabaya bukan lantaran kepiawaian Bu Risma sebagai walikota dalam tata kelola penanganan banjir. Bukan pula lantaran kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, got atau saluran pembuangan air lainnya. Melainkan karena di kota ini jarang turun hujan.

Setidaknya itu yang saya amati selama tinggal di Surabaya satu bulan ini. Sejak bulan Desember hingga Januari ini, hujan masih enggan menyapa warga Surabaya.

Di saat beberapa daerah di sekitarnya sudah mulai turun hujan deras, Surabaya masih kering. Kalaupun turun hujan, intensitasnya jarang dan curah hujannya juga tidak deras. Paling cuma rerintik gerimis. Itu pun tidak lama.

Padahal, bulan Desember semestinya menjadi puncak musim hujan. Dalam falsafah Jawa, Desember diartikan sebagai "gede-gedenya sumber" (besarnya sumber), untuk menyebut curah hujan di bulan ini paling besar. Namun, alih-alih turun hujan deras, di bulan Desember hingga Januari kota Surabaya masih beraroma musim kemarau.

Keringnya kota Surabaya kerap menjadi bahan lelucon para warganya. Di antara bisik-bisik dan celotehan warga, mereka melontarkan pertanyaan, "Mengapa Surabaya jarang turun hujan?"

Sebagian warga menjawab, "Mungkin kota ini penuh dosa sehingga Tuhan enggan menurunkan rahmat-Nya."

Sementara warga yang lain menafikan faktor religius ini dan mengedepankan faktor dimensi lain.

"Nggak ah, Surabaya jarang hujan karena kota ini lagi penuh proyek pembangunan. Para pawang hujan yang disewa kontraktor sudah bekerja keras demi imbalan besar. Jadi mereka memindahkan awan hujan ke kota-kota sekitarnya seperti Sidoarjo atau Gresik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun