Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Utang Resolusi Tak Perlu Dilunasi, Lakukan Saja Hal Ini

8 Desember 2019   08:46 Diperbarui: 8 Desember 2019   11:22 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi resolusi tahun baru (sumber gambar diolah dari Canva)

Jangan berkecil hati jika kamu punya utang resolusi. Paling tidak, kamu termasuk kelompok 92% orang yang gagal memenuhi resolusi tahun baru mereka.

Mengapa sih kebanyakan kita di setiap akhir tahun bicara tentang resolusi? Apakah ini penting banget sampai-sampai kalau ada resolusi tahun baru yang belum tercapai kamu merasa punya utang dan harus dilunasi?

Membuat penanda waktu yang bermakna secara pribadi memang menghasilkan "efek awal yang baru" - motivasi yang lebih kuat untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik. Namun buatku sendiri, resolusi itu bukan sesuatu yang harus dipenuhi hingga kita merasa berhutang jika sampai ada yang tidak tercapai.

Aku sendiri tak pernah membuat resolusi, atau men-setting target tertentu supaya bisa tercapai dalam satu tahun itu juga. Yang kulakukan di setiap momen pergantian tahun adalah menjadikannya motivasi untuk perubahan yang positif.

Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini. Tahun 2020 harus lebih baik dari tahun 2019. Itu saja. Aku tak pernah menyusun daftar-daftar resolusi seperti:

  • Berat badan naik atau turun
  • Mencicil atau Melunasi hutang
  • Gaya hidup sehat
  • Liburan ke destinasi wisata tertentu
  • Punya rumah atau kendaraan baru
  • Dan lain sebagainya

Hal-hal semacam itu memang baik, tapi apakah begitu penting sehingga kita harus menetapkannya sebagai tujuan utama yang harus dicapai dalam jangka waktu satu tahun?

Terlalu Memikirkan Resolusi Bisa Membunuh Motivasi

Sesuatu menjadi penting ketika kita merasa sulit untuk mencapai targetnya. Dan ketika kita terlalu memikirkan betapa sulitnya resolusi yang sudah kita tetapkan tersebut, hal ini malah dapat menjadi pembunuh motivasi yang kuat. Ini adalah salah satu alasan psikologis utama mengapa kita sering tidak menindaklanjuti tujuan yang sudah kita tetapkan. Ketika kita berpikir takut gagal, kita lebih suka tidak memulainya kembali.

Misalnya kamu membuat resolusi untuk menerbitkan artikel baru di blog setiap hari. Seringkali sebelum kamu menulis paragraf pertama, kamu mulai bertanya-tanya apakah dirimu cukup kreatif untuk memenuhi tujuan ini. Setelah itu kamu terobsesi bagaimana mengoptimalkan lalu lintas kunjungan dan berpikir bagaimana caranya artikelmu itu dibaca banyak orang. Lalu masih ada proses pengeditan, berbagi artikel di media sosial, dan beberapa proses lainnya. Tak lama, kamu sudah mulai meragukan kemampuanmu sendiri, bahkan sebelum kamu memulainya.

Ambil contoh lagi buat kamu yang punya resolusi menurunkan berat badan. Kamu memikirkan berapa banyak makanan yang harus dihindari, memikirkan beberapa kesenangan yang harus dihilangkan. Setelah dipikir-pikir lagi, ternyata itu sangat berat untuk dilakukan, apalagi dalam jangka waktu yang lama, 1 tahun!

Keadaan Selalu Berubah dalam Waktu 1 Tahun

Mungkin kamu punya niat yang kuat di awal. Tapi seiring berjalannya waktu, komitmenmu terhadap resolusi tersebut mulai berubah, cenderung ke arah mengabaikan. Motivasi dan inspirasimu merosot dengan cepat.

Mengapa?

Jujur saja, berkomitmen untuk apa pun selama setahun penuh itu menakutkan. Keadaan juga berubah selama 12 bulan, dan apa yang kamu harapkan bisa dilakukan pada bulan Januari mungkin tidak praktis pada bulan April.

Selain itu, dengan berkomitmen dalam jangka waktu yang terlalu lama, kamu cenderung meremehkan waktu dan menunda komitmen. Misalnya kamu punya resolusi finansial (membayar cicilan atau menabung untuk membeli sesuatu yang diinginkan). Di bulan pertama semangatmu menyala. Minggu kedua mulai banyak kebutuhan primer lain yang harus dipenuhi. Mentang-mentang namanya resolusi tahun baru, kamu lantas berpikir,

"Ah, masih bulan Februari, masih banyak waktu untuk menabung."

Keadaan itu selalu berubah kawan. Pandangan kita terbatas dan karena itu kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi esok hari.

Terapkan Tujuan Dengan Niat dalam Keseharian

Alih-alih membuat resolusi untuk satu tahun, lebih baik kamu membuat daftar tujuan jangka pendek. Satu bulan, dua bulan, setengah tahun. Ini lebih realistis dibandingkan daftar resolusi setahun penuh yang terkesan abstrak.

Tujuan itu harus punya perencanaan. Sebuah pepatah lama mengatakan, " Jika kamu gagal dalam perencanaan, maka kamu memang merencanakan untuk gagal."

Agar rencana itu tidak gagal, maka saat kita menentukan suatu tujuan itu harus spesifik, dapat dicapai, dan dapat diukur. Bagi banyak orang, tujuannya adalah angka pada skala.

Jangan terlalu ambisius dengan tujuan yang besar. Bersikaplah realistis tentang apa yang dapat kamu lakukan. Tetap sederhana namun tepat sasaran. Tujuan yang semacam ini tentunya akan dapat kita terapkan dengan sebuah niat dalam keseharian kita.

Misalnya kamu punya resolusi menabung. Kamu bisa memulainya dengan tujuan yang lebih mudah dicapai: Aku akan menyisihkan uang sepuluh ribu setiap hari untuk satu bulan pertama. Mudah bukan?

Misalnya lagi kamu punya resolusi gaya hidup sehat. Alih-alih merencanakan diet segala macam, lebih mudah bila kamu melakukan seperti ini: Aku akan bangun pagi, jalan-jalan 10 menit di luar rumah, dan cukup istirahat untuk satu bulan ke depan. Lebih mudah mana dibandingkan kamu berencana untuk diet keto, mayo, intermitten dan lain sebagainya?

Seringkali kita kita memilih resolusi yang kedengarannya keren tetapi  tidak berkaitan dengan tujuan dan nilai hidup kita yang lebih besar.

Intinya adalah, seberapa besar tujuanmu, itu harus bisa diniatkan untuk dilakukan setiap harinya. Ketika proses itu bisa kita lewati setiap harinya, coba bayangkan, setelah beberapa waktu kemudian, katakan saja di akhir tahun, kamu sudah mencapai sebuah tujuan yang besar.

Belajarlah untuk mengawali dengan sesuatu yang mudah dan menyenangkan untuk kita lakukan. Menetapkan target yang lebih masuk akal membantu kita untuk menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun