Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Tanya Resep Obat pada Google, Tanyakan Pada Apoteker

13 November 2019   22:03 Diperbarui: 13 November 2019   22:03 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi obat-obatan (sumber gambar: diolah dari canva.com)

"Salah satu survei mengatakan, masyarakat begitu mendapat obat bertanya kepada Google, baru ke apoteker. Nah, jadi diharapkan apoteker bisa menjelaskan obat kepada masyarakat melalui teknologi."

Nurul juga menjelaskan, Apoteker memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pasien melalui pelayanan kefarmasian, "Salah satunya adalah memberikan konseling kepada pasien dan masyarakat terkait penggunaan obat yang benar."

Di luar perilaku konsumen digital, salah satu penyebab masyarakat lebih percaya dan lebih sering bertanya ke Google adalah karena faktor kualitas dan kompetensi apoteker tersebut. Jarang sekali ada apoteker yang menguasai seluk beluk obat-obatan. Sering juga ketika apoteker ditanya konsumen perihal gejala penyakit tertentu dan obat yang tepat, mereka malah menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Ketua IAI, Nurul Falah tidak menampik hal tersebut. Ia memaparkan bahwa pada dasarnya, tenaga kesehatan di Indonesia memiliki 4 isu utama, yaitu jumlah tenaga kesehatan yang masih kurang, distribusi tenaga kesehatan tidak merata, kualifikasi pendidikan dibawah mencukupi dan mutu atau kualitas yang belum memadai.

Kurangnya kapasitas dan kualitas apoteker inilah yang kemudian membentuk persepsi dan kebiasaan masyarakat Indonesia bahwa untuk mencari informasi kesehatan atau obat-obatan, tanyalah pada Google.

Jangan Gantungkan Kesehatan Kita Pada Google

Kita memang tak bisa menafikan kehebatan Google sebagai mesin pencari. Informasi apapun, mulai dari politik, gosip, dalil agama hingga resep obat bisa kita dapatkan dengan mudah.

Tapi, Google bukan apoteker apalagi dokter. Algoritma mesin pencari Google tidak memiliki hati nurani yang bisa diajak bicara dari hati ke hati.

Kecerdasan buatan Google tidak bisa membedakan mana tulisan dari para ahli, dan mana opini dari masyarakat awam. Google tidak bisa membedakan mana pengetahuan yang bermanfaat, mana ilmu yang sesat. 

Maka, tak heran apabila kemudian hoaks atau informasi palsu tentang kesehatan adalah jenis informasi palsu yang paling banyak beredar di internet dan dikonsumsi masyarakat awam.

Mengingat pentingnya kesehatan dan bahayanya hoaks kesehatan itu sendiri, sangat riskan dan terlalu berisiko jika kemudian kita terlalu banyak menyandarkan pencarian informasi obat-obatan pada Google. Apakah kita mau menggantungkan kesehatan dan harapan hidup kita pada sebuah mesin pencari?

Jadi, jangan pernah mempercayakan informasi penting seperti resep obat pada Google. Selalu tanyakan obat-obatan yang tepat pada ahlinya, tenaga kesehatan yang profesional dan berkualitas agar kita pintar konsumsi obat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun