Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Perjuangan Lasjkar Hisboellah dalam Pertempuran 10 November 1945

10 November 2019   10:19 Diperbarui: 10 November 2019   10:38 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pejuang dari Malang, termasuk Lasjkar Hisboellah saat berangkat ke pertempuran Surabaya (sumber foto: perpusnas.go.id melalui merdeka.com)

Mereka bahkan mampu memukul mundur tentara Inggris sampai ke Stasiun Semut. Di sana, Lasjkar Hisboellah kemudian bergabung dengan pasukan BKR (Barisan Keamanan Rakjat) sektor Surabaya Timur yang dipimpin Mayor Kadim Prawirodirjo. Lasjkar Hisboellah kemudian menempati garis pertahanan di daerah Kebon Rojo.

Seakan tidak ada jeda waktu istirahat, malam harinya Lasjkar Hisboellah tetap melakukan penyerangan terhadap tentara Inggris. Mereka melempari sekelompok tentara Sekutu yang sedang berpatroli di jalan Niaga dengan granat tangan. Mendapat serangan tersebut, tentara Inggris membalasnya dengan menembakkan peluru dari tank-tanknya secara membabi buta ke arah pejuang Indonesia.

Serangan terus menerus yang dilakukan tentara Inggris akhirnya membuat Lasjkar Hisboellah meninggalkan kawasan Kebon Rojo dan bergerak menuju kawasan Don Bosco. Di sana mereka bergabung dan berjuang bersama pasukan BKR yang tengah menahan laju tentara Inggris yang hendak menuju arah Embong Malang.

Lasjkar Hisboellah dan pasukan BKR kemudian bergabung dengan pasukan lain yang sudah berada di Gubeng hingga Wonokromo. Masing-masing pasukan lalu mendirikan markas untuk memudahkan koordinasi perjuangan. Lasjkar Hisboellah sendiri memilih markas di Gedung Konsulat Inggris yang kosong di jalan Sumatra. Saat itu, Lasjkar Hisboellah menyerahkan pucuk pimpinan ke Mustakim Zen.

Peperangan sudah berjalan beberapa hari. Keunggulan personil dan persenjataan membuat pasukan tentara Inggris berhasil maju hingga menjangkau daerah Simpang. Lasjkar Hisboellah kemudian memindahkan markasnya ke kawasan Bungkul, Darmo.

Sambil menahan laju Panser tentara Inggris yang melewati jalan Darmo menuju Wonokromo, sebagian pejuang Lasjkar Hisboellah bergerak ke arah Waru untuk membuat pos-pos pengiriman perbekalan ke garis depan. Di sana, mereka menerima bantuan dari Lasjkar Hisboellah sektor Sepanjang yang dipimpin Chamim Tohari dan Abdul Mukti.

Sementara itu, pertempuran sengit terjadi di tengah kota Surabaya. Lasjkar Hisboellah sektor Surabaya Tengah yang dipimpin Husaini Tiway bertempur mempertahankan kawasan Tunjungan, Kaliasin, dan Darmo bersama BKR dan pasukan lainnya. Mereka sempat menahan laju tentara Inggris yang hendak menuju ke selatan.

Aksi Heroik Dua Anggota Lasjkar Hisboellah Gresik di Pertempuran 10 November 1945

Pertempuran seru juga terjadi di kawasan Surabaya Barat. Lasjkar Hisboellah sektor Surabaya Barat yang mendapat bantuan dari Lasjkar Hisboellah Gresik melakukan penghadangan terhadap tank-tank tentara Inggris di Sawahan. Dalam pertempuran ini, dua anggota Lasjkar Hisboellah Gresik Moh. Maksoem dan Achyak melakukan aksi kamikaze dengan mengejar sebuah kendaraan tank Inggris. Setelah mendekat, keduanya meloncat ke atas tank lalu melemparkan granat dan bom ke bagian dalam tank. Kedua orang ini pun gugur bersama meledaknya tank tentara Inggris tersebut.

Gugurnya dua anggota Lasjkar Hisboellah Gresik ini sempat disebut-sebut Bung Tomo dalam siaran radionya yang menggelorakan semangat para pejuang. Siaran perjuangan Bung Tomo juga membakar semangat Lasjkar Hisboellah di daerah lain untuk ikut berjuang di kota Surabaya. Gelombang bantuan pun berdatangan. Hampir seluruh kesatuan Lasjkar Hisboellah di berbagai daerah di Jawa Timur mengirimkan para pejuangnya ke Surabaya. Mulai dari Situbondo, Bondowoso, Malang hingga Blitar dan Tulungagung.

Menghadapi perjuangan arek-arek Suroboyo ini, Inggris sempat kewalahan. Sudah hampir sebulan mereka bertempur, tapi pasukan Inggris belum bisa menguasai kota Surabaya sepenuhnya. Padahal persenjataan mereka sangat lengkap dan kekuatan tentara mereka juga semakin banyak dan serangannya semakin gencar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun