Tapi, ada satu kelebihan yang menurut saya mungkin memberi nilai tambah di mata dewan juri. Selain menulis 33 artikel wajib, saya menulis beberapa artikel tambahan.Â
Jumlahnya 16, sehingga selama 33 hari kompetisi Samber THR, saya menulis total 49 artikel! Dari 16 artikel tambahan itu, semua masuk kategori pilihan dengan 4 artikel menjadi headline.
Apakah itu berarti kuantitas mengalahkan kualitas?
Terus terang saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Saya juga berharap bukan itu yang menjadi pertimbangan utama penilaian dewan juri kompetisi. Samber THR bukan kompetisi banyak-banyakan menulis.
Sejauh pengalaman saya menulis di Kompasiana, platform social blogging ini selalu mengedepankan kualitas tulisannya. Tanpa diiringi kualitas artikel, kesesuaian tema, dan beberapa pertimbangan lainnya, sebanyak apapun artikel yang dapat saya tulis belum tentu bisa mengantarkan saya jadi pemenang.
"Apakah view artikelnya banyak, Mas?" tanya Kompasianer Mbak Avy sewaktu bertemu di acara Danone Blogger Academy.
Tidak juga. Saya sempat mengamati semua tulisan yang ditayangkan selama periode Samber THR malah sedikit view-nya. Mungkin karena saking banyaknya artikel yang ditayangkan, pembaca menjadi bingung untuk memilih tulisan mana yang menarik untuk dibaca.
Tentu saja hal ini tergantung kreativitas penulis dalam membuat judul dan kualitas artikelnya. Sekali lagi, ini masalah "rasa dan selera' yang sangat subyektif. Tulisan yang menjadi Pilihan dan Headline sudah tentu akan mendapat view yang banyak.
Lalu, apa tips dan rahasianya supaya bisa menang Samber THR Kompasiana?
Selama 2 kali mengikuti Samber THR Kompasiana, ada 4 tips yang saya pikir mungkin bisa membantu memenangkan kompetisi ini.
1. Konsisten Menulis
Syarat wajib ini sudah sangat jelas. Hanya Kompasianer yang konsisten menulis satu artikel setiap hari selama periode kompetisi yang berhak masuk penjurian.
Bagaimana caranya supaya bisa konsisten menulis?