Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pelajaran Marketing dari Anak yang Berjualan Bir di Pinggir Jalan

5 Agustus 2019   11:46 Diperbarui: 6 Agustus 2019   02:35 5994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber foto: unsplash.com/@zuizuii; desain grafis dokumentasi Himam Miladi)

Kesederhanaan adalah strategi terbaik.

Sebagian besar pebisnis dan orang-orang pemasaran selalu berpikir rumit, kompleks dan luas saat hendak memutuskan strategi apa yang akan mereka lakukan untuk menjual produk atau layanan. Padahal, strategi yang terbaik adalah yang sederhana.

Seth menunjukkan pada kita hal tersebut. Seth hanya perlu kontainer berisi Root Beer dingin, kursi lipat dan kertas karton besar untuk menuliskan barang yang dia jual. Tapi Seth lebih cerdik.

Dia memanfaatkan situasi dan mengolahnya menjadi sebuah strategi penjualan yang berhasil. Saat itu adalah musim panas di Amerika Serikat. Sebagian besar dari masyarakat di sana yang mengemudi atau bepergian pada musim yang panas akan langsung melihat tanda "Ice Cold Beer". Siapa yang tidak suka bir dingin saat cuaca memanggang tubuh kita?

Apalagi ketika mereka melihat yang berjualan "Bir Dingin" itu adalah anak kecil. Selain godaan untuk membeli, timbul rasa penasaran dan keingintahuan di benak mereka: "Berani sekali anak kecil ini berjualan bir yang semestinya khusus untuk orang dewasa?"

Di sinilah kecerdikan Seth. Dia tahu bahwa akan timbul pertanyaan jika dia menuliskan tanda "Jual Bir Dingin" karena usianya masih anak-anak. Padahal yang dia jual adalah Root Beer. Karena itu, dia menuliskan kata "root" dalam huruf kecil yang nyaris tidak bisa terlihat.

Dengan begitu, orang-orang yang melihat ada anak kecil berjualan bir di pinggir jalan akan berhenti, atau mungkin malah mendekat untuk mencari tahu kebenarannya. Saat semakin dekat, barulah mereka akan melihat tulisan "root" yang kecil itu. Dari rasa penasaran dan mungkin pula keinginan untuk menasehati anak kecil tersebut, akhirnya berubah jadi rasa kagum sekaligus kemungkinan tindakan untuk membeli Root Beer yang dijual. Lagipula, siapa yang tidak mengagumi anak pemberani seperti Seth yang mencoba menghasilkan sedikit uang dengan berjualan di pinggir jalan, di saat anak-anak seusianya mungkin asyik bermain gim?

Marketing adalah Strategi Manipulasi

Pada dasarnya, pemasaran adalah bentuk manipulasi pada konsumen. Beragam strategi manipulasi dilakukan produsen dan penjual supaya konsumen tertarik dan kemudian timbul keinginan untuk membeli.

Paling umum yang dilakukan para penjual adalah dengan memanipulasi "Syarat dan Ketentuan Berlaku." Mereka menuliskan tajuk promosi dengan huruf besar, dengan harapan bisa mengundang perhatian. Sementara di satu sisi, mereka memanipulasi dengan menyembunyikan informasi tentang syarat dan ketentuan mereka.

Berbeda dengan Seth Parker. Dia memang menuliskan kata "root" dalam huruf kecil. Dia memanipulasi penglihatan calon konsumennya. Tapi Seth Parker tidak memanipulasi informasi tentang produk yang dia jual. Dia jujur, bahwa yang dia jual memang Root Beer dingin. Tanpa syarat dan ketentuan yang berlaku.

Tidak ada dari kita yang suka dimanipulasi. Tetapi ketika kita telah dibohongi secara cerdik dengan cara yang tidak terlalu menipu, kita cenderung memuji keberanian orang di balik trik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun