Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wahai Tamu Allah, Bawalah Bekal Terbaik Saat Memenuhi Panggilan-Nya

12 Juli 2019   11:25 Diperbarui: 12 Juli 2019   12:11 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber foto: muslimahblogger.com)

Ketika Nabi Ibrahim a.s selesai membangun Ka'bah, beliau langsung mendapat perintah dari Allah untuk memberitahukan kewajiban ibadah Haji kepada manusia.

"Kumandangkanlah panggilan kepada manusia untuk melaksanakan haji," demikian perintah Allah kepada Nabi Ibrahim a.s.

"Bagaimana hamba menyerukannya? Suara hamba tidak akan dapat terdengar oleh mereka, Ya Allah," kata Nabi Ibrahim.

"Yang penting serukan panggilan itu, Aku yang akan memperdengarkannya," kata Allah mempertegas perintah-Nya.

Demikian dialog antara Allah dengan Nabi Ibrahim tentang perintah melaksanakan haji, sebagaimana penafsiran para ulama tafsir terhadap surah Al Hajj ayat 27.

"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh."

Mahabenar Allah, semenjak Nabi Ibrahim menyerukan panggilan untuk melaksanakan haji, tidak seorang manusia (muslim) pun yang tidak pernah mendengar adanya panggilan itu. Seperti halnya kumandang adzan yang merupakan panggilan untuk melaksanakan shalat, tidak seorang muslim pun yang tidak mengetahui adanya kewajiban ibadah haji.

Beraneka ragam sikap yang ditunjukkan umat Islam dalam menanggapi panggilan haji. Ada yang ingin memenuhi, mampu dan kemudian melaksanakannya. Ada yang ingin dan mampu, tapi terkendala halangan sehingga keinginannya belum tercapai.

Tak sedikit pula yang mampu, kesempatannya terbentang luas, tapi hatinya tidak tergerak. Langkahnya justru semakin menjauh. Sebaliknya, ada yang ingin memenuhi panggilan Allah tersebut, tapi apa daya tangan dan kaki mereka tak sampai. Terhadap hamba yang ingin memenuhi, tapi belum mampu pergi melaksanakannya, Allah memberi permakluman.

"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam" (QS. Ali Imran: 97).

Tapi bagaimana dengan hamba yang mampu dan tidak ada halangan sesuatu apapun, namun tidak tergerak hatinya untuk memenuhi panggilan Allah dengan alasan "Saya belum mendapat panggilan"?

Menurut pendapat Quraish Shihab, golongan umat Islam yang demikian ini dikhawatirkan mendapat murka ganda dari Allah: pertama karena keengganannya memenuhi panggilan, dan kedua karena dalihnya mengingkari panggilan itu sampai kepadanya. Bukankah Allah sendiri yang memperdengarkan panggilan haji melalui perantara seruan Nabi Ibrahim?

Karena itu, umat Islam yang melaksanakan ibadah haji memperoleh kedudukan istimewa. Jamaah haji adalah tamu-tamu Allah, yang memperkenankan panggilan Allah dengan segala kemampuan yang sudah dianugerahkan pada mereka.

Secara khusus, kepada hamba-Nya yang hendak bertamu ini Allah memberi pesan, "Datanglah dengan membawa bekal," (QS. Al Baqarah: 197). Sayangnya, banyak diantara tamu itu datang dengan membawa bekal yang tidak diharapkan oleh Tuan rumah. Banyak diantara jamaah haji justru membawa bekal duniawi.

Mereka berkunjung ke rumah Allah dan memperkenankan panggilan-Nya dengan membawa ratusan bungkus rokok. Mereka bertamu dengan membawa uang saku berlebihan supaya bisa membeli oleh-oleh yang banyak. Tak sedikit pula yang datang dengan maksud ingin meningkatkan gengsi sosial, supaya para tetangga memanggil mereka dengan label Pak Haji dan Bu Hajjah. 

Dan bisa jadi  ada juga yang memperkenankan panggilan Allah ini hanya karena ingin menikmati wisata spiritual ke tanah suci semata.

Bila bekal seperti ini yang dibawa jamaah haji, maka yang lahir dari produk haji hanyalah label haji semata. Kata seorang kyai di kampung saya, bukan haji mabrur yang akan mereka dapatkan, melainkan haji "mabur" (terbang).

"Bekal yang terbaik adalah takwa" (QS. Al Baqarah: 197), inilah lanjutan dari pesan Allah yang menjelaskan jenis bekal yang harus dibawa para Tamu-Nya.

Takwa yang sering didefinisikan "mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya" hakekatnya adalah nama bagi kumpulan simpul-simpul keagamaan yang mencakup antara lain pengetahuan, ketabahan, keikhlasan, kesadaran akan jati diri serta persamaan manusia dan kelemahannya di hadapan Allah SWT.

Bekal inilah yang kemudian direpresentasikan dalam bacaan berupa kalimat talbiyah, "Labbaikallah humma, labbaik (Baik, hamba penuhi panggilan-Mu, ya Allah)." Para tamu ini datang ke Rumah Allah karena lillah, yakni bertujuan memenuhi panggilan-Nya dengan membawa bekal terbaik sebagaimana yang dipesankan oleh Allah, yakni takwa.

Dengan bekal takwa, para Tamu Allah akan bisa menanggalkan atribut-atribut duniawi yang selalu mereka pakai dan kerap mereka banggakan bersamaan saat mereka mengenakan pakaian ihram. Dengan bekal takwa akan tampak bekas makna simbol-simbol amalan yang sudah mereka lakukan di Tanah Suci.

Makna yang terwujud dalam bentuk sikap dan tingkah laku mereka sehari-hari usai mereka kembali dari bertamu ke Rumah Allah. Makna yang terlihat dari peningkatan kualitas akhlak dan moralitasnya tidak hanya pada saat berhaji tapi juga ketika pulang setelah berhaji.

Untuk para tamu yang datang dengan membawa bekal takwa ini, Allah akan menyambut mereka dengan ganjaran berlipat yang sangat istimewa.

 "Haji yang mabrur tidak ada ganjarannya kecuali surga," demikian janji Rasulullah SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun