Silaturahim juga dikatakan melapangkan rezeki karena lewat silaturahim tersebut kita bisa meluaskan jejaring bisnis kita, berkenalan dengan orang lain yang mungkin bisa kita ajak bekerja sama dalam urusan pekerjaan kita. Inilah salah satu ikhtiar kita dalam menjemput rezeki yang sudah ditetapkan Allah.
Terkait panjang dan pendeknya usia seorang manusia, ada sebuah kisah yang mungkin bisa memperjelas makna hadis tentang hubungan silaturahim dengan usia dan rezeki ini.
Suatu ketika, seorang penguasa dinasti Bani Abbasiyah bertanya pada seorang kakek yang mukanya terlihat selalu berseri-seri.
"Berapakah umur kakek?" tanya sang penguasa.
"Sepuluh tahun," jawab sang kakek.
"Jangan berolok-olok!" sergah sang penguasa dengan nada marah.
"Benar tuan, umurku baru sepuluh tahun. Enam puluh tahun dari usiaku, kuhabiskan dalam dosa dan pelanggaran. Baru sepuluh tahun terakhir ini aku mengisi hidupku dengan hal-hal yang memakmurkannya," jawab sang kakek tersebut.
Dialog tersebut memberi gambaran pada kita hakikat dari umur manusia. Kata umur, diambil dari akar kata yang sama dengan ma'mur, sehingga keduanya harus menggambarkan kemamuran serta kebahagiaan dan kesejahteraan jasmani dan ruhani. Karena itu dikatakan, ukuran sebenarnya untuk umur manusia itu bukan bilangan bulan ataupun tahun, tetapi banyaknya kebaikan yang sudah ia tanam saat ia mengisi waktu umurnya.
Baca juga: Pandemi Bukan Menjadi Penghalang Tradisi Silaturahim Saat Lebaran
Berapa banyak orang yang bilangan umurnya banyak, tapi ia seakan-akan tidak hidup diantara kita karena ia tidak pernah bersilaturahim dengan sesama. Berapa banyak orang yang umurnya panjang, tapi hakikatnya ia tidak menikmati umur tersebut karena sakit-sakitan atau karena selalu dipenuhi kemaksiatan. Waktu-waktu dalam umurnya dilalui begitu saja tanpa ada satu manfaat yang ia peroleh.
Di sisi lain, berapa banyak orang yang berusia tidak panjang, namun seakan-akan ia telah hidup ditengah-tengah kita berabad-abad karena banyaknya kebaikan yang telah ia perbuat dan besarnya nilai manfaat yang ia tinggalkan untuk orang-orang di sekitarnya.