Suatu ketika, sahabat Umar bin Khattab r.a diberi sesuatu oleh Nabi SAW. Umar menolak seraya berkata pada Nabi, "Berikanlah kepada yang lebih miskin."
Rasulullah meminta Umar tetap menerima pemberian tersebut diikuti pesannya,
"Terimalah pemberian selama engkau tidak meminta. Itu adalah rizki Tuhan, gunakan atau sedekahkan (kembali). Engkau boleh menerima selama tidak menengadahkan kepala kepada yang berpunya untuk menanti pemberiannya".
Umar akhirnya bersedia menerima pemberian tersebut, kemudian bersumpah pada dirinya, "Demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, aku tidak pernah akan meminta, tetapi tidak pula akan menolak selama di beri." (HR. Muslim dan Imam Nasai)
Adab terhadap orang yang meminta
Sebagai pedoman hidup manusia, Al Quran maupun Hadist dari Nabi Muhammad banyak memberi petunjuk bagi umat Islam, termasuk pula dalam hal memberi, menerima maupun meminta sedekah. Salah satunya adalah firman Allah SWT ,
"Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya". (Ad-Dhuha: 10).
Al Quran sendiri tidak memberi penjelasan tentang bagaimana bentuk hardikan pada peminta yang terlarang itu. Namun, kita bisa mengambil pelajaran dan contoh dari pengalaman pribadi Rasulullah SAW yang ditegur Allah hanya karena beliau bermuka masam serta berpaling ketika seorang buta Abdullah Ibnu Ummi Maktum datang meminta pengajaran (QS 'Abasa: 1-11).
Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu bersedekah, sebagai salah satu bekal yang bisa dibawa seorang muslim kala ia dipanggil Sang Pencipta. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh" (HR. Muslim no. 1631).
Keutamaan bersedekah dan larangan meminta-minta
Banyak sekali dalil yang menerangkan keutamaan bersedekah, salah satunya yang kerap dikutip oleh kaum muslim adalah hadist berikut:Â