Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

8 Pertanda Prabowo-Sandi Akan Menang Pilpres 2019

15 April 2019   22:04 Diperbarui: 15 April 2019   22:24 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo-Sandi saat debat pertama pilpres 2019 (sumber foto: Antara Foto/Aprilio Akbar)

Boleh dong saya ikut memberikan prediksi siapa yang akan dipilih mayoritas rakyat Indonesia dalam pilpres 2019 ini? Memangnya cuma lembaga survei saja yang berhak dan bisa memprediksi pemenang pilpres?

Cuma bedanya, kalau prediksi lembaga survei didasarkan pada kaidah keilmuan metodologi survei dan ilmu statistik, prediksi saya cuma didasarkan pada pertanda alam! Jangan meremehkan pertanda alam loh ya. BMKG saja membuat prakiraan cuaca berdasarkan tanda-tanda alam.

Prediksi ini juga tidak dimaksudkan sebagai bahan taruhan. Saya tidak memiliki keberanian seperti Yunanto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika yang bertaruh akan pindah kewarganegaraan apabila Prabowo-Sandi menang. Saya masih mencintai tanah air ini, dengan segala kekurangannya.

Semenjak kontestasi pemilu dimulai, semenjak masing-masing pasangan calon deklarasi hingga saat ini, saya membaca ada 8 pertanda yang menunjukkan Prabowo-Sandi akan dipilih mayoritas rakyat Indonesia dan menang pilpres. Sebelum saya menunjukkan apa saja pertanda tersebut, perlu diingat dan harap dicatat, prediksi saya ini tidak bermaksud mendahului kehendak Yang Maha Kuasa. Saya juga tak bermaksud menguak takdir kemenangan. Memangnya siapa saya hingga bisa menguak hal ghaib seperti itu?

Apa saja 8 pertanda tersebut?

1. Otak-atik angka tanggal pemungutan suara

Pertanda pertama saya tunjukkan dengan sedikit mengutak-atik angka. Masih ingat kapan berlangsungnya pilkada DKI Jakarta? Yup, pada 19 April 2017 dilangsungkan pemungutan suara putaran kedua dengan masing-masing pasangan calon adalah Basuki Tjahaya Purnama/Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan/Sandiaga Uno.

Perhatikan tanggal tersebut. Kemudian tukar angka 17 pada tahun dengan angka 19 pada tanggal. Hasilnya didapatkan 17 April 2019. Sudah tahu semua kan pada tanggal ini seluruh rakyat Indonesia memberikan suaranya untuk memilih presiden dan wakil presiden baru?

Lalu apa hubungannya dengan kemenangan Prabowo-Sandi?

Kita semua sudah tahu bagaimana hasil akhir pilkada DKI Jakarta. Apa perlu saya ulangi lagi? Ok, sedikit kilas balik saja ya, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno diprediksi banyak lembaga survei tidak akan lolos ke putaran kedua. Faktanya, justru pasangan yang diusung oleh partai Gerindra dan PKS ini membalikkan keadaan. Lolos ke putaran kedua, dan finalnya mampu mengalahkan pasangan BTP-Djarot yang diunggulkan oleh hampir semua lembaga survei.

Begitu pula dengan hasil utak-atik dan cocokmologi tanggal pilkada dengan pilpres ini. Elektabilitas Prabowo-Sandi masih kalah jauh menurut banyak lembaga survei. Tapi survei itu tidak bisa menangkap fakta di lapangan. Margin error tetaplah margin error yang sekecil berapapun angkanya bisa membalikkan keadaan. Jika hasil survei pada pilkada DKI Jakarta bisa hancur lebur, mengapa tidak dengan hasil survei pada pilpres kali ini?

2. Do'a yang tertukar

Pertanda kedua adalah insiden do'a yang tertukar. Sebagai orang yang beriman, saya percaya dengan kekuatan Allah yang bisa menyelipkan lidah dan perkataan manusia. Apalagi bila insiden terselipnya lidah dan perkataan berupa do'a itu terjadi pada ulama sekelas KH. Maimoen Zubeir.

Apapun penafsiran orang atas insiden tersebut, saya percaya bahwa Allah "tidak sedang bermain dadu". Peristiwa itu adalah sebuah pertanda alam, bahwa nama yang terucap, atas kehendak Yang Maha Kuasa akan menjadi pemimpin negeri ini.

3. Aksi peluk Prabowo-Sandi yang memikat

Ada sebuah kejadian menarik yang tertangkap kamera sewaktu debat capres/cawapres terakhir. Ketika itu, usai debat Prabowo-Sandi saling berpelukan. Entah sengaja atau tidak, sebuah kamera menangkap momen KH. Ma'ruf Amin melihat aksi pelukan itu dengan senyum. Senyum yang bisa dibilang menunjukkan kegembiraan dan keikhlasan. Di sebelahnya, capres nomor 01 hanya bisa terdiam dan melihat.

Peristiwa ini mengulang apa yang terjadi saat debat pilkada DKI Jakarta antara BTP-Djarot dan Anies-Sandiaga. Momennya pun sama. Anies-Sandi saling berpelukan, sementara BTP-Djarot hanya bisa memandang saja.

4. Kampanye Akbar

Pertanda berikutnya adalah kampanye akbar yang dilakukan Prabowo-Sandi di GBK. Tak perlu kiranya saya mengulang kembali detil peristiwa tersebut. Yang jelas, kampanye akbar itu boleh dibilang sudah mencuri hati rakyat. Tak hanya jumlah peserta, tapi kesuksesan, kelancaran, ketertiban hingga kebersihan dan nuansa kampanye akbar tersebut menarik perhatian dunia.

Banyak situs berita luar negeri mengabarkan kampanye akbar yang dinilai terunik dan terbesar sepanjang sejarah pemilu di tanah air. Tak hanya itu, salah satu foto yang menangkap momen peserta kampanye mengacungkan dua jari dari kantor berita Reuters diganjar penghargaan Best Picture of the Day oleh beberapa situs internasional.

Pasangan capres/cawapres 01 memang mengadakan kampanye di tempat yang sama. Tapi sudah terlambat. Momennya sudah berhasil dicuri terlebih dahulu oleh Prabowo-Sandi.

Jika kampanye paslon 01 diisi dengan hingar bingar konser musik, kampanye akbar Prabowo-Sandi diisi dengan do'a bersama demi keselamatan bangsa. Inilah yang membedakan, dan inilah yang bisa menjadi pertanda kemenangan.

5. Mimpi para ulama

"Mimpi satu kali boleh jadi itu dari setan. Tapi kalau sampai lima kali, itu adalah isyarat dari Allah," kata Ustadz Abdul Somad sewaktu bertemu dengan Prabowo dan menjelaskan perjalanan ijtihadnya.

Mimpi itu pula yang menuntun Ustadz Adi Hidayat (UAH) untuk menemui Prabowo di kediamannya tak lama setelah pertemuan Prabowo dengan UAS. UAH beserta beberapa artis hijrah yang menjadi muridnya memberikan tausiyah dan mendo'akan Prabowo, apabila kelak terpilih menjadi pemimpin supaya bisa amanah dan adil.

Mimpinya ulama adalah sebuah pertanda. Terlebih bila mimpi tersebut sampai terulang lima kali. Sebagai orang yang beriman, yang percaya ulama itu pewaris ilmu Nabi, yang percaya ulama itu karena ketinggian ilmu agama dan ketaatan ibadahnya maka ia dekat dengan Allah, saya meyakini mimpi itu sebagai tanda kemenangan Prabowo-Sandi.

6. Hoaks dan Fitnah terhadap UAS

"Daging para ulama itu beracun". 

Ini kutipan dalam kitab Tabyin Kadzibil Muftari dari Ibnu Asakir, ulama pakar hadist sekaligus sejarawan dari Damaskus era klasik. Kutipan ini belakangan digelorakan kembali oleh banyak netizen muslim menyusul beredarnya hoaks dan fitnah terhadap UAS.

Hoaks dan fitnah yang disebar pertama kali melalui akun twitter @saididu yang diretas itu diluncurkan tak lama usai pertemuan UAS dengan Prabowo. Seolah membaca pertanda, dalam pertemuan tersebut UAS mengatakan, apapun yang akan terjadi pada dirinya, ia serahkan sepenuhnya pada Allah.

Hingga kini, belum ada tanggapan apapun dari pemerintah, khususnya Menkominfo terkait beredarnya fitnah terhadap UAS. Padahal, hoaks dan fitnah itu menyeret nama tokoh nasional Muhammad Said Didu, pembawa acara Karni Ilyas dan jaringan televisi nasional tvOneNews.

Alih-alih melemahkan, hoaks dan fitnah itu justru menambah ghiroh dan semangat dari pendukung Prabowo-Sandi untuk memastikan kemenangan capres/cawapres mereka, terutama dari kalangan pemilih muslim. Militansi mereka kian bertambah.

Hoaks dan fitnah itu juga bisa membentuk persepsi negatif dari masyarakat umum, menurunkan kepercayaan mereka pada pemerintah dan akhirnya melemahkan dukungan pada petahana. Pasalnya, pemerintah berjanji akan memberantas hoaks, tapi faktanya hingga kini tidak ada tanggapan apapun terhadap hoaks dan fitnah terbaru ini.

7. Migrasi dukungan para tokoh

Menjelang akhir masa kampanye, beberapa tokoh nasional mendeklarasikan dukungannya pada Prabowo-Sandi. Dua diantaranya adalah Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Dahlan Iskan. Tak hanya itu, sederet ulama yang pada pilpres 2014 lalu tidak pernah buka suara, pada pilpres kali ini dengan terbuka menyatakan dukungannya.

Catatan tersendiri untuk Dahlan Iskan, sesaat setelah deklarasinya, akun twitter milik mantan Menteri BUMN ini diretas. Akun twitter yang memiliki pengikut hingga 2,2 juta netizen ini hilang, halaman profilnya kosong tanpa ada tweet satu pun.

Sama seperti kasus fitnah terhadap UAS, kasus peretasan terhadap akun media sosial tokoh-tokoh yang mendukung Prabowo-Sandi juga bisa memberi efek migrasi pada tingkat pemilih. Publik akan mempersepsikan kasus ini sebagai kampanye negatif dari kubu petahana.

8. Pertanda dari Angka 8

Sebagai penutup dari 8 pertanda kemenangan Prabowo-Sandi ini adalah otak-atik angka 8. Di kalangan teman dekat dan militer, Prabowo dikenal memiliki nama sandi 08. Pemilihan presiden kali ini adalah untuk memilih calon presiden RI yang ke-8 (minus Syafrudin Prawiranegara).

Maka, bukankah cocok apabila Prabowo yang dikenal dengan sandi 08 akan menjadi presiden yang ke-8? Mengutip kata orang Jawa, "Ancen Wis Wayahe". Memang sudah saatnya. Dan tak salah pula apabila tulisan ini memuat 8 pertanda, meskipun sebenarnya banyak pertanda-pertanda lain yang ingin saya tuliskan.

***

Apakah artikel ini bermaksud untuk memengaruhi pembaca dan kampanye di masa tenang? Ah, janganlah beranggapan seperti itu. Pilihlah calon pemimpin itu sesuai dengan kata hati nurani.

Jika hati nurani mengatakan capres nomor 01 gagal dalam kepemimpinannya, tidak mampu mempersatukan rakyat yang terancam terpecah belah, alihkan pilihanmu.

Namun jika hati nurani mengatakan Prabowo-Sandi bisa dan layak memimpin bangsa ini, bisa merekonsiliasi dan memulihkan bangsa yang sudah terkotak-kotak, bisa merangkul semua pihak demi kebaikan bangsa, pilihlah mereka berdua.

Selamat memberikan hak suara pada 17 April 2019. Semoga siapapun yang terpilih menjadi pemimpin bangsa ini, bisa membawa kebaikan bagi kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun