Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

KPK dan Prabowo-Sandi Satu Suara Soal Penanganan Korupsi

19 Januari 2019   07:30 Diperbarui: 19 Januari 2019   07:47 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam Debat Capres pertama, pasangan Prabowo-Sandi memaparkan strategi mereka untuk meminimalkan korupsi. Gagasan Prabowo adalah dengan memperbaiki kesejahteraan birokrat dan aparat penegak hukum. Dengan demikian, mereka akan bisa bekerja maksimal, bersih dan berintegritas.

Gagasan tersebut langsung ditelan mentah-mentah oleh banyak orang yang mengatakan tidak ada jaminan bahwa dengan memberikan gaji besar bisa membuat pejabat dan aparat penegak hukum tidak akan melakukan korupsi. 

Banyak pula yang mencibir gagasan tersebut dengan mengatakan, "Belum jadi presiden kok sudah berambisi memperkaya pejabat."

Ide untuk menaikkan gaji birokrat dan aparat penegak hukum sebenarnya bukan ide yang baru. Artinya, bukan hanya Prabowo saja yang melontarkan gagasan tersebut. 

Belum satu bulan yang lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta pemerintah untuk menaikkan gaji atau remunerasi bagi bupati dan walikota dalam upaya untuk meminimalkan risiko terjadinya korupsi.

Ketua KPK Agus Rahardjo menjelaskan, gaji bupati dan wali kota terlalu kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan ongkos politik selama Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada). "Harapan kami remunerasi akan ditinjau," kata dia dalam acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Ia menengarai kecilnya gaji menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak kepala daerah terjerat korupsi. Sejauh ini, lembaga antirasuah sudah memproses hukum 104 kepala daerah dalam kasus korupsi.

Terhadap usulan KPK tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mengkaji remunerasi atau gaji para kepala daerah. "Memang sudah saatnya untuk dibenahi," kata Sri Mulyani di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/12).

Menurutnya, usulan pengkajian skema remunerasi kepala daerah dari KPK merupakan masukan yang baik. Usulan ini juga telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Presiden juga memiliki perhatian yang sama mengenai masalah remunerasi pejabat di daerah. "Tentu kami akan lihat implikasinya terhadap penyelenggaraan (negara)," kata Sri Mulyani.

Jadi, gagasan tentang menaikkan gaji dan anggaran bagi birokrat serta aparat penegak hukum bukan sesuatu yang aneh. KPK sepakat, dan pemerintah saat ini tengah mengkajinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun