Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Terlalu Banyak Ide untuk Menulis? Ini yang Harus Kamu Lakukan

15 Januari 2019   09:11 Diperbarui: 15 Januari 2019   09:22 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi (unsplash.com/@elijahsad)

Banyak penulis yang sering mengeluh dia sedang terkena writer's block. Bagi seorang penulis, tidak ada sesuatu yang lebih menakutkan selain otak yang macet dan lembar halaman kosong tanpa terisi huruf apapun. Seperti kata R.L Stine,

"Segala horor di dunia ini tak sebanding dengan teror halaman yang kosong."

Pikiran seperti sedang mengalami musim kemarau ide, padahal gairah menulisnya tengah panas membara. Anehnya - dan yang terdengar sedikit ironis - dari keluhan writer's block ini adalah, hampir tidak pernah ada penulis yang mengeluh dia sedang kebanjiran ide.

Yin dan Yang, positif dan negatif. Begitulah kehidupan ini, selalu ada pasangannya. Ada musim kemarau, pastinya ada musim hujan. Jika ada penulis yang lagi terkena musibah paceklik ide, semestinya ada pula penulis yang diberi "berkah" kebanjiran ide.

Kadang otak kita benar-benar kekeringan sehingga tak satu pun kalimat pembuka bisa kita tuliskan. Kadang pula otak kita penuh dengan berbagai ide, sehingga malah kita yang bingung sendiri, ide mana yang harus ditulis dan dikerjakan terlebih dulu.

Saya mungkin termasuk orang yang sering kebanjiran ide untuk menulis. Saat membaca terlintas ide sebuah tema. Saat bepergian lewatlah ide yang mendesak untuk dituliskan.

(Enak dong. Disaat orang lain sering kehabisan ide, kamu malah banyak ide yang datang silih berganti).

Benar juga sih. Ini adalah sebuah anugerah yang tidak dimiliki setiap orang, khususnya yang hobi menulis. Tapi jika tidak pandai mengaturnya dengan baik dan tepat, banjir ide malah bisa menyulitkan diri sendiri.

Rasanya seperti petinju yang terkena pukulan jab bertubi-tubi. Dan jika ia tidak bisa mengelak, mengatur langkah-langkah dan gerakan tubuh supaya bisa menghindar atau meredamnya, pada akhirnya sebuah upper cut akan membuatnya K.O

Misalnya saat kamu sedang menulis sebuah topik, tiba-tiba datang ide lain. Kamu lantas berpikir, "Wah, ide yang baru ini sepertinya lebih menarik dan harus segera ditulis". Padahal ide yang lama belum selesai kamu realisasikan tulisannya.

Ketika hendak menulis tentang ide yang kedua tadi, mendadak muncul ide lain. Pikiran kamu pun terulang lagi seperti tadi. Akhirnya jadi bingung sendiri kan? Ide mana nih yang harus diselesaikan terlebih dulu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun