Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Mitos tentang Introvert yang Tidak Benar

4 November 2018   21:29 Diperbarui: 4 November 2018   21:36 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (dok.pribadi)

Di tengah keriuhan sebuah pertemuan, entah itu pesta, talk show atau pertemuan lain yang melibatkan orang banyak, pastilah terselip satu atau dua orang yang menyendiri. Sikap menyendiri ini kerap diasosiasikan sebagai bagian dari kepribadian seorang introvert.

Menjadi seorang introvert memang serba salah. Kami sering dipersepsikan sebagai orang yang anti sosial, tidak mau bergaul, pemalu, dan beberapa persepsi negatif lainnya. Padahal itu semua tidak benar. Hanya karena kami suka menyendiri tidak lantas membuat kami anti sosial atau tidak suka bergaul. Hanya karena seorang introvert itu lebih banyak diamnya tidak lantas membuat kami itu malu atau enggan membicarakan sesuatu. Ini hanyalah mitos yang sedihnya dipercaya orang banyak sebagai sebuah fakta.

Setiap manusia memiliki dua sisi kepribadian, yang mana satu bisa lebih dominan terhadap yang lain. Seorang lelaki misalnya, lebih dominan sisi maskulinnya daripada sisi femininnya, dan sebaliknya bagi perempuan. Begitu pula dengan dua karakter ini, ekstrovert dan introvert selalu ada pada diri setiap orang.

Menurut Carl Jung, setiap orang memiliki sisi introvert dan sisi ekstrovert, dengan satu lebih dominan dari yang lain. Mereka yang berada di sisi yang lebih ekstrovert cenderung diberi energi oleh stimulasi sosial, dengan sedikit kebutuhan untuk menyendiri. Mereka menghargai dunia luar dan interaksi sosial, dan lebih tepat untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat.

Sementara mereka yang lebih dekat dengan sisi introvert dapat terkuras energinya jika terlalu banyak stimulasi sosial. Sehingga seorang introvert membutuhkan sejumlah waktu sendirian untuk kembali mengumpulkan energi. Mereka tidak pernah menjadi bingung pada saat-saat kesendiriannya. Mereka hanya lebih fokus pada dunia batin, ide dan konsep, sebagaimana dibuktikan oleh para pemikir brilian seperti Sir Isaac Newton dan Albert Einstein.

Mengapa timbul penilaian yang dianggap negatif terhadap introvert? Psikolog dan teoritikus kepribadian secara historis mempropagasi introversi, sifat tertutup ini, dan menghubungkannya dengan atribut pada ujung spektrum yang paling ekstrim dan negatif. Keterbukaan, biasanya dikaitkan dengan atribut kepribadian yang paling positif, seperti sosiabilitas atau kemampuan mengobrol. 

Ini sesuai dengan kodrat alam manusia sebagai makhluk sosial, yang membutuhkan interaksi satu sama lain sehingga sifat terbuka lebih dihargai dan dinilai positif daripada sifat tertutup.

Dari propagasi inilah kemudian muncul mitos-mitos negatif tentang introvert. Apa saja mitos tentang introvert tersebut? Berikut diantaranya adalah:

1. Introvert tidak suka berbicara.

Ini mitos yang salah besar. Introvert sebenarnya suka bicara! Kami hanya lebih suka tidak berbicara tentang hal-hal sehari-hari yang sering muncul dalam obrolan ringan. Jika ada yang memulai jenis percakapan intelektual, ilmiah, yang serius, yakinlah bahwa seorang introvert akan dengan senang hati meladeni. Jangan kaget jika pada pembicaraan seperti ini, seorang introvert malah terlihat lebih banyak bicara, apalagi jika topiknya sesuai dan dikuasai dengan baik. Bisa berjam-jam lamanya. Seorang ekstrovert pun akan kewalahan.

2. Semua introvert itu pemalu.

Tidak semuanya sih. Yang dilihat orang luar sebagai pemalu itu sebenarnya hanya ingin menjaga diri mereka sendiri sampai mereka memiliki alasan untuk berbicara. Introvert bisa sama ramahnya dengan ekstrovert. Tetapi kami lebih suka menghemat energi dan tidak melakukan percakapan jika itu dianggap tidak perlu.

3. Yang pendiam cenderung kasar

Ini adalah persepsi yang sangat buruk dan tidak didasarkan oleh fakta apapun. Seperti yang kami katakan sebelumnya, introvert hanya berbicara ketika diperlukan. Ini artinya kami tidak mau bicara setiap detik. Mungkin sikap inilah yang membuat kami dianggap tidak ramah dan kasar. Seorang introvert sebenarnya tidak terlalu peduli dengan kesesuaian. Kami hanya sekedar berharap orang-orang akan mengambil lebih banyak waktu untuk memahami dan meninggalkan kami dalam damai.

4. Introvert tidak suka bergaul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun