Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cerita Seru dan Haru di Acara Indonesia Community Day 2018

6 Agustus 2018   00:35 Diperbarui: 6 Agustus 2018   07:55 2438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grand Launching COMMA sebagai puncak acara ICD 2018 (dok.pribadi)

Indonesia Community Day (ICD) 2018 yang digelar di Taman Krida Budaya, Kota Malang pada Minggu 5 Agustus 2018 berlangsung meriah. 

Puluhan komunitas ikut serta meramaikan acara yang digelar Kompasiana ini. Ribuan pengunjung mengalir terus menerus dari pagi hari hingga puncak acara di malam harinya.

Ajang berkumpulnya komunitas se-Indonesia kali ini mengambil tema "Kolaboraksi". Berbagai acara dan atraksi yang digelar mampu menghibur para pengunjung yang memadati Taman Krida Budaya. Ada bincang komunitas, workshop, hingga live music. Ada cerita seru, sampai cerita haru yang terjadi pada Indonesia Community Day yang kedua ini.

Emil Dardak Menyapa Komunitas

Sebelum dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih Emil Dardak, ICD 2018 diramaikan dengan senam Zumba dan pertunjukan Marching Band. Sekitar pukul 9 pagi, Emil Dardak pun sudah tiba di Taman Krida Budaya. 

Sebelum membuka ICD, Mas Emil, panggilan akrab dari suami artis Arumi Bachsin ini berkeliling untuk mengunjungi dan menyapa booth komunitas di Pendopo Taman Krida Budaya.

Di setiap booth komunitas yang dikunjunginya, Mas Emil menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan komunitas tersebut. Mas Emil terlihat antusias mendengarkan penjelasan dari masing-masing komunitas yang dikunjunginya. Seperti yang terlihat saat Mas Emil menghampiri booth komunitas Ladysiana dan RTC. 

Di booth para penulis wanita ini, Mas Emil bertemu dengan Sri Rahayu, salah satu kompasianer asal Malang. Kepada Mas Emil, Sri Rahayu mengungkapkan keinginannya untuk membentuk komunitas sosial untuk mendukung keluarga yang memiliki anak-anak yang memiliki kelainan jantung bawaan sejak lahir. Sebagaimana yang saat ini sedang diderita oleh anak bungsunya.

Mas Emil, termasuk pula para pengunjung di sekeliling booth Ladiesiana menyimak dengan seksama penjelasan dan harapan dari Sri Rahayu. Bahkan, cerita pertemuannya dengan Sri Rahayu dan keinginannya membentuk komunitas sosial untuk anak-anak berpenyakit jantung bawaan itu diungkapkannya kembali di panggung utama saat hendak membuka secara resmi ICD. 

Menurut Mas Emil, inilah salah satu fungsi dari acara ICD, yakni Connecting dan Networking, menghubungkan satu komunitas dengan komunitas lain atau institusi yang bersangkutan supaya bisa saling ber-kolaboraksi. Tak hanya sekedar wacana saja, tapi ada aksi nyata yang dilakukan.

Emil Dardak memberi sambutan sebelum membuka acara ICD 2018 (dok.pribadi)
Emil Dardak memberi sambutan sebelum membuka acara ICD 2018 (dok.pribadi)
Begitu pula saat Mas Emil menghampiri booth komunitas Reenactor Malang. Mas Emil dengan penuh perhatian menyimak penjelasan tentang Reenactor, serta obsesi komunitas rekontruksi sejarah ini untuk mendirikan museum Reenactor. 

Eko Irawan, penggagas Reenactor Malang juga mengundang Mas Emil untuk ikut datang pada pembukaan museum Reenactor yang rencananya akan dibuka bulan September nanti. 

Mendengar undangan tersebut, Mas Emil tersenyum dan tidak bisa menjanjikan mengingat kesibukannya sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur yang baru terpilih.

Emil Dardak saat mengunjungi booth Blogger Kompasiana Malang (dokumentasi @Ikromzzt)
Emil Dardak saat mengunjungi booth Blogger Kompasiana Malang (dokumentasi @Ikromzzt)
Sebelum melangkah ke panggung utama untuk membuka ICD 2018, Mas Emil menyempatkan diri mampir dan menyapa komunitas Blogger Kompasiana Malang (Bolang). 

Di booth komunitas penulis Kompasiana Malang ini, Mas Emil menerima satu buah buku Pesona Kampung Tematik. Buku ini merupakan kolaboraksi Bolang dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Mas Emil sangat mengapresiasi kolaboraksi semacam ini dan berharap kerjasama komunitas penulis dengan pemerintah setempat bisa terus berkelanjutan. 

Selain itu Mas Emil juga menyatakan apresiasinya pada konsep Kampung Tematik yang ada di Kota Malang sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat kampung.

Dialog Komunitas

Usai secara resmi dibuka oleh Emil Dardak, berbagai macam acara dan workshop digelar di Pendopo Taman Krida Budaya. Salah satu yang menarik adalah Dialog Komunitas bersama Savic Ali dan dr. Gamal Albinsaid dan Ngalam Community. Savic Ali merupakan tokoh muda pengelola NU Online. 

Sementara dr. Gamal Albinsaid adalah CEO Indonesia Medika yang pernah meraih penghargaan The HRH Prince of Wales Youth Sustainability Entrepreneur dari Kerajaan Inggris.

Dialog Komunitas bersama Savic Ali, dr. Gamal Albinsaid dan Ngalam Community (dok.pribadi)
Dialog Komunitas bersama Savic Ali, dr. Gamal Albinsaid dan Ngalam Community (dok.pribadi)
Dalam dialog komunitas tersebut, baik Savic Ali maupun dr. Gamal Albinsaid menceritakan pengalaman mereka dalam membangun komunitas. Keduanya sepakat, bahwa membangun komunitas itu mudah, yang sulit adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya. Karena itu, dalam sebuah komunitas dibutuhkan leadership yang bisa menjadi panutan untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan hidup dari komunitas tersebut. 

Selain itu, sebuah komunitas tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri. Sebagaimana manusia yang menjadi makhluk sosial, komunitas pun juga seperti itu. Karenanya, ajang ICD ini bisa menjadi sarana sebuah komunitas untuk bersosialisasi dengan komunitas lain.

Selain bincang komunitas, pengunjung juga bisa mengikuti beragam workshop yang digelar oleh beberapa komunitas peserta ICD 2018. 

Ada komunitas Akar Tuli yang mengajarkan pada pengunjung bagaimana cara berbahasa isyarat sekaligus menanamkan empati pada penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara. Ada pula workshop menggambar yang dipandu oleh komunitas FODA Malang.

Berburu stempel ICD 2018

Di sisi lain, kemeriahan acara ICD 2018 diwarnai oleh acara berburu stempel yang dilakukan para pengunjung. Setiap pengunjung terdaftar yang datang ke ICD 2018 di Taman Krida Budaya ini diberi satu buah permainan Ular Tangga. Dibaliknya, terdapat 10 kotak kosong yang harus diisi dengan stempel yang terdapat di booth komunitas tertentu.

Pengunjung yang bisa mendapatkan 10 stempel bisa menukarkannya dengan berbagai macam hadiah doorprize, serta berkesempatan memenangkan hadiah utama yang akan diundi di akhir acara ICD. Karena pengunjung tidak tahu booth komunitas mana yang membawa stempel, jalan satu-satunya tentu saja harus mengunjungi semua booth komunitas. Ini merupakan cara yang efektif dari panitia untuk memastikan pengunjung ICD mengetahui komunitas apa saja yang hadir pada ICD 2018.

Pada petang harinya, panggung utama ICD 2018 sudah dipadati oleh pengunjung. Mereka sudah tak sabar untuk menanti puncak acara ICD, yakni Grand Launching Kompasiana Community Affiliation (COMMA) dan pemberian penghargaan pada komunitas. 

Serta tentu saja menunggu hasil pemenang Socmed Competition dan pengundian doorprize. Udara dingin Kota Malang yang saat itu mencapai 14 derajat Celcius tak menghalangi para pengunjung untuk ke luar dan berkerumun di dekat panggung terbuka.

Grand Launching COMMA

Sebelum Grand Launching COMMA, COO Kompasiana Nurullah memberi penjelasan kepada para pengunjung dan komunitas seperti apa COMMA itu. 

Kompasiana Community Affiliation (COMMA) adalah sebuah program yang mempertemukan Komunitas dengan pihak ketiga (brand) dalam penyelenggaraan kegiatan campaign tertentu melalui bentuk kerjasama profesional. 

Nurullah juga menjelaskan, ada tiga keuntungan yang bisa diperoleh komunitas melalui COMMA, yakni (1) Dana pengembangan komunitas, (2) Saluran Ide dan Kreativitas Komunitas, serta (3) Publisitas Komunitas. Setiap komunitas bisa mengajukan campaign yang ingin mereka lakukan untuk nantinya diseleksi oleh Kompasiana. Bagi yang lolos, komunitas tersebut bisa memperoleh pendanaan dan juga bimbingan pekerjaan dari pihak ketiga yang diajak bekerjasama. Setelah memberi penjelasan seputar COMMA, COO Kompasiana memotong tumpeng sebagai tanda diluncurkannya program COMMA secara resmi.

Community Award

Acara yang ditunggu pengunjung dan para komunitas peserta ICD akhirnya tiba, yakni pengumuman penghargaan komunitas dan pemenang Socmed Competition serta undian doorprize. 

Pada ICD 2018 ini, ada tiga kategori penghargaan yang diberikan Kompasiana. Penghargaan pertama yakni Best Booth Activity diraih oleh komunitas Malang Cat Lovers. 

Booth komunitas pecinta kucing ini memang ramai dari pagi hingga malam hari. Para pengunjung dibuat terpesona dengan kucing-kucing lucu yang dibawa ke lokasi ICD. Selain memamerkan aneka ras kucing, Malang Cat Lovers juga memberikan konsultasi gratis tentang cara memelihara kucing yang baik dan benar. Mereka juga menyediakan spot foto bagi pengunjung yang ingin berswafoto bersama kucing-kucing yang dibawa serta.

Kategori penghargaan kedua adalah Best Kompasiana Community. Pada ICD 2018 kali ini, komunitas Kompasiana Terbaik diraih oleh Kompasianer Jogja. Penghargaan terakhir yang diberikan adalah Best Inspiring Community. 

Penilaian kategori ini diberikan pada komunitas yang menginspirasi masyarakat untuk bertindak positif. Oleh Kompasiana, penghargaan ini diberikan kepada komunitas Akar Tuli.

Tepuk tangan meriah diberikan pengunjung saat dua orang perwakilan komunitas Akar Tuli naik bersama ke atas panggung untuk menerima penghargaan. 

Ada rasa haru ketika dua orang perwakilan komunitas tersebut berkomunikasi dengan bahasa isyarat seolah berkata siapa yang akan mewakili komunitas mereka di panggung utama. Akhirnya satu orang saja yang menerima penghargaan berupa piala ICD 2018 dan uang pembinaan sebesar 5 juta rupiah.

para pemenang Community Award ICD 2018 (dok.pribadi)
para pemenang Community Award ICD 2018 (dok.pribadi)
Acara ICD 2018 ini kemudian ditutup dengan pertunjukan musik dari grup hip hop NDX AKA.

Kabar duka dari Bumi Sumbawa

Sayangnya, kemeriahan acara Indonesia Community Day kali ini sedikit terusik dengan terdengarnya berita bencana alam gempa bumi yang terjadi di Sumbawa. Notifikasi dari grup whatsapp berulang kali berbunyi mengabarkan bencana tersebut. 

Karena skala gempa yang begitu besar, gempa yang terjadi di Sumbawa bahkan sampai mengakibatkan kerusakan di Bali, dan guncangan gempanya terasa sampai di Jember dan Malang Selatan. Semoga saja bencana gempa ini tidak menelan korban jiwa yang banyak.

Secara keseluruhan, acara Indonesia Community Day 2018 berlangsung sukses dan meriah. Tidak hanya diukur dari jumlah pengunjung saja, tapi juga bagaimana para pengunjung itu bisa menikmati beragam acara yang digelar dan mengambil manfaat di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun