Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanggapan untuk Adrian Susanto, Kami Sudah Muak dengan Upaya untuk Mendiskreditkan Islam

14 Mei 2018   12:28 Diperbarui: 14 Mei 2018   12:45 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini untuk menanggapi artikel Adrian Susanto yang berjudul Terorisme, Dari #KamiTidak Takut ke #KamiSudahMuak.

Dalam tulisannya tersebut, terlihat jelas Adrian Susanto berupaya dan memiliki tendensi untuk mendiskreditkan agama Islam dan tokoh agama serta umat muslim pada umumnya. Tendensi tersebut terdapat pada beberapa nukilan opininya dalam artikel tersebut.

Pertama, Adrian Susanto menyatakan, sebagaimana yang ia kutip dari breaking news di beberapa stasiun televisi, 'menghadapi aksi teror yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya kini muncul tagar #KamiSudahMuak. Adrian Susanto kemudian berusaha untuk memberi dua penafsiran terhadap arti dari munculnya tagar di media sosial masyarakat ini. Penafsiran pertamanya adalah warga sudah muak dengan segala bentuk teror yang terjadi belakangan ini di Indonesia. Penafsirannya yang kedua, tagar #KamiSudahMuak merupakan bentuk ekspresi kemuakan warga terhadap pernyataan tokoh-tokoh agama yang keluar setiap kali terjadi aksi terorisme.'

Menurut Adrian Susanto, Pernyataan-pernyataan yang nadanya kurang lebih seperti "Terorisme itu bukan islam", "Terorisme itu bertentangan dengan islam", "Islam tidak mengajarkan kekerasan", dll tersebut seolah-olah merupakan bentuk cuci tangan dari tokoh agama terhadap aksi terorisme yang pelakunya beragama Islam.

Selain itu, Adrian Susanto juga beropini bahwa pernyataan-pernyataan yang selalu muncul setiap ada aksi teror sebagai bentuk pembelaan diri tersebut, membuat warga binggung. Jelas-jelas bahwa pelaku teror itu beragama islam (terlihat dari nama dan juga atribut yang dipakainya, misalnya seperti pelaku teror Minggu pangi), masih juga dikatakan "Terorisme itu bukan islam", dan "Terorisme itu bertentangan dengan islam". Di sini terkesan bahwa para tokoh yang membuat pernyataan tersebut seolah-olah membodohi dan membohongi warga.

Opini yang ditulis Adrian Susanto dalam artikelnya tersebut secara terang benderang sudah menyudutkan agama Islam, mendiskreditkan agama Islam hanya karena pandangan sempit dari si penulis.

Pertanyaan yang hendak saya utarakan adalah, darimana dan bagaimana bisa Adrian Susanto membuat membuat kesimpulan bahwa tagar #KamiSudahMuak salah satunya "mungkin" disebabkan oleh kemuakan terhadap pernyataan tokoh agama? Apakah Adrian Susanto sudah bertanya satu demi satu terhadap warga yang membuat tagar tersebut sehingga sedemikian rupa dia beropini seperti itu?

Tak hanya itu, Adrian Susanto juga mempunyai pandangan yang sempit dan kerdil terhadap pernyataan tokoh agama Islam bilamana aksi terorisme muncul. Islam adalah agama yang damai. Aksi teror apapun bentuknya tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Begitu pula dengan agama-agama lainnya di dunia ini. Semua pemeluk agama yang taat pastilah mengutuk segala bentuk aksi teror, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa manusia yang tak bersalah.

Meskipun pelaku teror mengenakan atribut agama tertentu, itu bukan berarti teror yang dilakukannya didasarkan atas perintah agama. Apakah Adrian Susanto tidak memahami konteks seperti ini? Mengapa Adrian Susanto hanya mengambil contoh aksi teror yang pelakunya beragama Islam? Mungkin Adrian Susanto lupa, pelaku yang meneror Alam Sutera beberapa waktu lalu tidak beragama Islam. Seandainya ada teroris yang beragama non Islam, sudah tentu tokoh agama tersebut akan mengeluarkan pernyataan yang serupa, bahwa "Terorisme bertentangan dengan agama, semua agama".

Yang kedua, Adrian Susanto dengan beraninya memberi kesimpulan bahwa dasar dari gerakan terorisme ada dalam Al-Qur'an. Saya rasa ini bisa dianggap sebagai sebuah penghinaan. Tak ada ayat Al Qur'an yang mendukung aksi terorisme. Terlebih dalam sebuah akhir paragraf, Adrian Susanto menuliskan "Karena itulah, ketika mendengar pernyataan beberapa tokoh agama bahwa "Terorisme itu bukan islam", dan "Terorisme itu bertentangan dengan islam", warga bertanya apakah Al-Qur'an itu bukan sumber islam."

Warga mana yang dimaksud Adrian Susanto? Apakah dia sudah melakukan riset atau survey bahwa memang ada warga yang bertanya seperti itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun