Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Skandal Facebook dan Mudahnya Mencuri Data Pribadi Orang Indonesia

22 Maret 2018   10:46 Diperbarui: 22 Maret 2018   10:51 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (AFP-Getty Image)

Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg akhirnya berkomentar terkait skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh perusahaan broker data analisis Cambridge Analytica. Dalam postingan yang diunggah di akun pribadinya pada Rabu 21 Maret 2018, Zuckerberg mengklaim akan bertanggung jawab untuk melindungi data pengguna dan telah bekerja untuk memahami apa yang terjadi untuk memastikan kebocoran serupa tidak terjadi lagi. Dia juga menguraikan langkah-langkah yang diambil Facebook untuk mengatasi kebocoran data dan rencana perusahaan untuk mencegah penyalahgunaan privasi pengguna bergerak maju.

Aplikasi media populer Facebook tengah dihantam badai krisis menyusul terbongkarnya penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica yang membantu menjalankan kampanye politik Presiden Donald Trump.

"Ini adalah pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica dan Facebook," kata Zuckerberg di akun Facebook pribadinya. "Tapi itu juga merupakan pelanggaran kepercayaan antara Facebook dan orang-orang yang berbagi data mereka dengan kami dan mengharapkan kami untuk melindunginya. Kami harus memperbaikinya."

Kronologis Skandal Facebook dan Cambridge Analytica

Nama Kogan yang dimaksud Zuckerberg adalah Alexandr Kogan, peneliti Universitas Cambridge. Pada tahun 2013, Kogan membuat kuis kepribadian pada sebuah aplikasi yang dipasang oleh sekitar 300.000 orang yang berbagi data mereka dan beberapa data teman mereka. Hal ini akhirnya memberikan Kogan akses ke data puluhan juta pengguna Facebook.

Pada tahun 2014, Zuckerberg mengatakan bahwa Facebook mengubah kebijakannya untuk tidak mengizinkan pembuat aplikasi bisa mengakses data tentang teman-teman seseorang kecuali teman-teman pengguna tersebut juga telah mengesahkan aplikasi tersebut. Sayangnya, Kogan sudah terlanjut mendapatkan data puluhan juta pengguna Facebook.

Baru di tahun 2015 Facebook mendengar dari wartawan di The Guardian bahwa Kogan telah melanggar kebijakan Facebook dengan membagikan data jejaring sosial yang didapatnya pada perusahaan data-profiling Cambridge Analytica. Facebook kemudian melarang Kogan dari platform mereka dan menuntut agar dia dan Cambridge Analytica "secara resmi menyatakan" bahwa mereka telah menghapus data, dan kedua pihak "memberikan sertifikasi ini," demikian penjelasan Zuckerberg.

Ketika skandal ini terbongkar, Facebook mendapatkan berita dari The Guardian, The New York Times dan Channel 4 bahwa Cambridge Analytica "mungkin tidak" telah menghapus data seperti yang diklaimnya. Facebook kemudian melarang Cambridge Analytica menggunakan salah satu layanannya dan menyewa perusahaan audit untuk menyelesaikan audit forensik perusahaan. Zuckerberg mengatakan perusahaan itu "bekerja dengan regulator untuk menyelidiki apa yang terjadi." Komisi Perdagangan Federal AS sendiri dilaporkan sedang menyelidiki penanganan data pengguna Facebook, dan Komisi Eropa meminta otoritas perlindungan data untuk menyelidiki kebocoran data yang diakibatkan penyalahgunaan Cambridge Analytica.

Upaya Facebook Memperketat Keamanan Data Pengguna

Untuk tetap menjaga kepercayaan publik dan khususnya para penggunanya, Zuckerberg mengatakan Facebook akan menyelidiki semua aplikasi yang memiliki akses ke "sejumlah besar informasi" sebelum jaringan sosial mengubah kebijakan datanya pada tahun 2014. Facebook mengatakan akan mengaudit aplikasi apa pun "dengan aktivitas mencurigakan" dan melarang pengembang yang tidak setuju untuk ditinjau kembali. Jika Facebook menemukan bahwa pengembang kehilangan informasi pribadi, Facebook akan melarang pembuat aplikasi dan memperingatkan semua pengguna yang dipengaruhi oleh aplikasi, termasuk pengguna yang terkena kebocoran data dari Kogan.

Facebook juga mengatakan akan lebih membatasi akses pengembang ke data pengguna secara lebih luas. Perusahaan akan menghapus akses pengembang ke data jika pengguna belum menggunakan aplikasi dalam tiga bulan, dan akan membatasi pengguna menyerahkan data pada pengembang ketika mereka masuk untuk hanya menyertakan nama, foto profil, dan alamat email mereka. Pengembang perlu mendapatkan persetujuan dari pengguna dan menandatangani kontrak dengan Facebook untuk meminta akses apa pun dari pengguna ke pos atau data pribadi mereka.

Untuk memudahkan pengguna Facebook mengontrol informasi mereka, Facebook akan menambahkan alat baru ke bagian atas umpan berita yang menunjukkan orang-orang yang dapat mengakses aplikasi data mereka, termasuk fitur untuk mencabut akses aplikasi. (Fitur ini saat ini tersedia di pengaturan privasi pengguna, namun penempatan baru akan memudahkan orang untuk menemukannya dari umpan berita.) Zuckerberg mengatakan perusahaan berencana untuk mengumumkan perubahan kebijakan data lebih banyak dalam beberapa hari mendatang.

"Saya memulai Facebook, dan pada akhirnya saya bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada platform kami," tulis Zuckerberg pada hari Rabu. "Saya serius melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi komunitas kami. Sementara masalah khusus yang melibatkan Cambridge Analytica seharusnya tidak lagi terjadi dengan aplikasi baru hari ini, hal itu tidak mengubah apa yang terjadi di masa lalu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun