Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berburu Buku dan Harta Karun, Cara Kami Hadirkan Kehangatan Keluarga

25 Februari 2018   00:50 Diperbarui: 7 Maret 2018   11:13 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko Buku jadi tempat wisata favorit (dok. pribadi)

Bagi mereka yang sudah berkeluarga, momen untuk berkumpul bersama tentu sangat dinantikan. Ada kehangatan, kebersamaan, keceriaan dan tentu saja rasa kasih sayang dan cinta. Namun, terkadang sulit untuk menemukan waktu yang tepat. Selain kesibukan pekerjaan orang tua, juga karena kesibukan anak-anak yang sedang dalam masa belajar. Setiap keluarga tentu punya cara tersendiri untuk menghadirkan kehangatan keluarga mereka. Berburu buku dan harta karun, itulah cara kami menghadirkan kehangatan keluarga.

Saya dan istri termasuk pecinta buku. Kecintaan pada buku ini pula yang mempertemukan kami berdua. Setelah dianugerahi anak, kami berusaha menularkan gairah literasi pada anak-anak. Kami sendiri tidak punya cara khusus dalam menularkan kesenangan membaca pada anak-anak. Cara yang kami tempuh sederhana saja; sering mengajak anak-anak ke toko buku. Entah itu memang karena ingin membeli sebuah buku, atau hanya sekedar membaca di tempat. Lambat laun, anak-anak mulai senang membaca. Toko buku pun akhirnya menjadi tempat wisata favorit.

Berburu Buku Di Toko Buku dan Pasar Buku Wilis

Sesuai usia mereka, anak-anak biasanya membeli buku komik. Conan dan Monika adalah komik favorit yang sering kami beli. Selain itu dua komik itu, putri sulung kami sering pula membeli novel Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Ketika saya tanya apa punya rencana bikin buku seperti mereka yang sudah menelurkan karya di KKPK, si Mbak cuma tersenyum dan bilang dia cuma senang membacanya saja. Tak hanya toko buku, kadang kami sering juga pergi ke Pasar Buku Wilis. Sekiranya di toko buku besar tidak ada bacaan yang mengena di hati. Di Pasar Buku Wilis, kami sering mendapatkan buku untuk anak-anak yang bagus.

berburu buku di Pasar Buku Wilis (dok.pribadi)
berburu buku di Pasar Buku Wilis (dok.pribadi)
Banyaknya buku yang sering kami beli membuat kami serasa punya perpustakaan pribadi. Beberapa buku kami sumbangkan atau kami kirim ke komunitas literasi. Suatu saat, si Mbak bersama beberapa temannya ingin mendirikan perpustakaan kecil di kampung. Pos keamanan RT mereka jadikan perpustakaan. 

Dan buku koleksi si Mbak banyak yang dipindahkan ke perpustakaan kecil yang mereka dirikan tersebut. Sayangnya, kesibukan sekolah dan lain-lain membuat perpustakaan kampung itu sekarang menjadi terlantar. Terpaksa buku-bukunya kami ambil lagi, daripada kotor dan rusak terkena debu dan lembab.

Permainan Berburu Harta Karun

Koleksi buku di rumah juga bisa kami gunakan untuk permainan mencari harta karun. Sebenarnya permainan ini lebih asyik jika dimainkan di luar rumah. Tapi dengan menggunakan koleksi buku sebagai tempat mencari petunjuk harta karun juga tak kalah serunya. Dalam permainan ini, kami berempat membagi dalam dua tim. 

Biasanya istri berpasangan dengan si Mbak, dan saya dengan si bungsu. Masing-masing tim menyiapkan hadiah, yang disembunyikan di sebuah tempat. Kemudian, kami bergantian mencari petunjuk lokasi hadiah tersebut yang disembunyikan diantara buku-buku koleksi di rumah.

koleksi buku di rumah untuk permainan berburu harta karun (dok.pribadi)
koleksi buku di rumah untuk permainan berburu harta karun (dok.pribadi)
Misalnya, petunjuk pertama mengarah pada buku Harry Potter. Selanjutnya, petunjuk itu diarahkan untuk mencarinya di koleksi komik Monika. Karena komik ini banyak edisinya, kami mencantumkan kode berupa perhitungan matematika untuk mengetahui di buku Monika nomor berapa petunjuk itu berada. Begitu seterusnya hingga lokasi hadiah itu ditemukan. Setelah ketemu, kami pun menikmati hadiah itu (karena sering berupa makanan ringan atau coklat) bersama-sama. Saat-saat seperti ini lah kebersamaan dan kehangatan keluarga bisa hadir diantara kami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun