Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lima Cara Kreatif Mengatasi Pikiran Macet Saat Menulis

13 Januari 2018   00:31 Diperbarui: 13 Januari 2018   02:28 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (dok.pribadi)

Blogging, atau aktivitas menulis dan memuatnya di media digital kini tidak lagi dianggap sebagai aktivitas penghobby. Secara perlahan, seorang Blogger kini sudah dianggap sebagai salah satu profesi kreatif. Era digital juga memunculkan banyak profesi yang lahir dari kreativitas menulis. Sebut saja Content Writing, Copy Writing, Travel Writer, hingga Food Writer. Kesemuanya adalah profesi-profesi yang membutuhkan keahlian jurnalistik dan menulis.

Bagi saya, menulis tidak hanya sekedar profesi yang kegiatannya merangkai kata demi kata, kalimat demi kalimat. Menulis sama dengan mengikuti kata hati. Saat mengambil pena dan menggoreskannya ke kertas kosong, atau mengetikkan jari jemari ke ke papan ketik laptop, ada sebuah gairah yang muncul, dan perlahan intuisi pun mengalir.

Tapi tidak selamanya aktivitas menulis yang saya lakukan berjalan lancar. Sering kali keinginan untuk menulis ada, tapi ide atau tema apa yang mau ditulis mendadak hilang. Atau sebaliknya, ketika ide sudah ketemu, kata-kata pembuka sudah tertulis, mendadak macet di tengah paragraf. Gairah untuk terus menulis pun surut. Jika sudah seperti itu, ada beberapa cara yang biasanya saya lakukan untuk mengembalikan gairah, dan menemukan ide-ide baru supaya bisa terus kreatif menulis.

1. Membaca Novel

Membaca bukan cuma untuk mencari referensi belaka. Membaca juga bisa melatih imajinasi kita, menyegarkan pikiran yang sedang stuck/macet dan menambah wawasan berbagai hal, terutama perbendaharaan kata dan istilah baru yang belum saya ketahui. Ketika pikiran sedang macet saat menulis artikel, saya berhenti menulis, dan memilih untuk membaca novel. 

Tak ada buku novel baru, buku novel yang lama pun sering saya baca ulang. Secangkir kopi hangat, botol kecil Kayu Putih Aroma dan sebuah buku novel kerap menemani saya melepaskan penat pikiran di serambi belakang rumah. Kopi dengan kandungan kafeinnya menjaga mata tetap segar. Dan Harumnya aromatherapy pada Kayu Putih Aroma dari Cap Lang bisa menyegarkan pikiran, selain juga untuk menghalangi nyamuk-nyamuk nakal hinggap di tubuh.

2. Keluar Rumah

Pikiran macet saat proses menulis biasanya disebabkan perasaan jenuh karena berada di satu tempat dan satu suasana saja. Jika ini terjadi, saya memilih keluar rumah sebentar. Berjalan-jalan sekeliling rumah dan menyapa tetangga sekitar yang sedang lewat berpapasan. Udara luar dan suasana baru bisa mengalihkan kejenuhan tadi dan begitu kembali masuk rumah, alur pikiran sudah kembali ke on track untuk menyelesaikan progress yang tertunda.

3. Nongkrong di Kafe atau Warung Kopi

secangkir kopi hangat di kafe atau warung kopi, untuk menyegarkan pikiran dan mencari ide baru (dok.pribadi)
secangkir kopi hangat di kafe atau warung kopi, untuk menyegarkan pikiran dan mencari ide baru (dok.pribadi)
Bukan karena saya mentang-mentang berjualan kopi kemudian memberi usulan untuk nongkrong di kafe atau warung kopi. Tapi, cara ini biasanya efektif untuk mengatasi rasa jenuh dan pikiran macet, serta bisa memunculkan ide-ide baru sebagai bahan tulisan. Di kafe atau warung kopi, kita bisa ketemu berbagai jenis karakter orang, sekaligus berbagai topik pembicaraan. Jika kamu tipe orang yang introvert seperti saya misalnya, biasanya cenderung malu untuk memulai percakapan dengan orang baru. 

Cukup pesan secangkir kopi, kemudian pasang telinga baik-baik, dan dengarkan setiap percakapan yang ada di sekitar. Hal-hal baru yang biasanya tidak pernah terlintas di pikiran bisa kita dapatkan dari percakapan yang kita dengar. Sedikit saran, jangan lupa mengoleskan Kayu Putih Aroma di beberapa bagian tubuh, terutama dada dan leher sebelum keluar nongkrong di warung kopi. Selain untuk menghangatkan tubuh dari dinginnya udara luar, juga untuk menetralisir bau dan asap rokok dari orang-orang yang sedang nongkrong disana.

4. Bermain bersama anak atau keluarga

Cuaca sedang hujan lebat, membuat kita tidak bisa keluar rumah. Buku-buku novel pun sudah tidak menarik minat untuk dibaca kembali. Pikiran benar-benar sedang macet total akibat stress dikejar deadline tulisan hari itu juga, dan mungkin tinggal beberapa jam lagi sebelum batas waktu. Pernah gak mengalami hal seperti ini? 

Jika sudah begitu, tinggalkan laptop/komputer di ruang kerja. Ikutlah nimbrung bermain dengan si kecil, atau menggoda si sulung yang sedang serius belajar. Bisa juga pergi ke ruang dapur kemudian menyapa dan mengobrol ringan dengan istri yang sedang memasak. Perubahan suasana ini, meskipun sejenak bisa mengalihkan kita dari beban pikiran yang macet, untuk kemudin memulai ulang ide-ide kreatif yang sempat tertunda.

5. Senam ringan sambil mendengarkan musik pilihan

Duduk terlalu lama saat proses menulis membuat beberapa otot tubuh menjadi kaku, terutama bagian kaki hingga pinggul. Hal ini pun bisa menjadi penyebab macetnya pikiran. Berdirilah dan putar musik pilihan di gadget atau pemutar musik lainnya. Gerakkan kepala, tangan dan kaki secara ringan sambil mengikuti irama musik yang sedang mengalun. Lakukan ini minimal 10 menit saja, kemudian oleskan sambil diurut pelan Kayu Putih Aroma di kaki dan leher belakang. Tubuh terasa jadi segar kembali, aliran darah menjadi lancar, dan harum aromatherapy dari KPAmembuat pikiran menjadi santai kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun