Pemberontak Syiah yang dikenal sebagai Houti melakukan aksi teror dengan mengirim rudal Balistik ke arah Mekkah, salah satu kota suci dari umat Islam. Namun Pasukan keamanan Arab Saudi berhasil menghalau rudal balistik ini 65 km dari Mekkah. Sejak 26 Maret Arab Saudi telah memimpin koalisi perang melawan kelompok Houthi yang didukung di Iran di Yaman untuk mengembalikan kestabilan negeri yang dilanda perang saudara.
Serangan rudal balistik ke Mekkah dianggap sebagai bentuk puncak kemarahan pemberontak Houthi saat pesawat koalisi pimpinan Arab Saudi memborbardir sebuah balai komunitas dimana berada prosesi pemakaman anggota Houthi di Sanaa. Serangan ini menewaskan setidaknya 140 orang dimana terdapat para petinggi Houti hadir dalam upacara pemakaman tersebut. Namun pihak koalisi mengaku menyesal dan meminta maaf atas kesalahan penyerangan yang dihasilkan dari seroang tokoh militer Yaman.
Menurut Perdana Menteri Yaman, Ahmed Obeid bin Daghr mengatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas keganasan yang ditimbulkan Houthi. Menurut koalisi, para petempur Houthi terus melancarkan serangan rudal terhadap kota-kota Arab Saudi dan menyasar posisi Arab Saudi di perbatas selain menghalangi aliran bantuan kemanusiaan bagi warga Yaman.
Iran diduga menjadi rumah bagi 6000 pasukan Houthi di Iran dilatih, begitupun dengan Beirut. Beberapa paskoan senjata yang berasal dari Iran ditemukan dan disita oleh pasukan koalisi, senjata ini rencananya akan membantu Houti untuk melawan pemerintah Yaman yang beraliran Sunni. Terhitung sejak April 2015, sudah empat kali pasukan laut Amerika Serikat dan kapal perang negara sekutu Arab Saudi mencegah pengiriman senjata dari Iran. Pemberontak Houthi berniat untuk mendirikan negara Syiah di Yaman Utara.