Mohon tunggu...
Prima Marsudi
Prima Marsudi Mohon Tunggu... Guru - Indahnya menua.

Wanita yang ingin jadi diri sendiri tetapi tidak bisa karena harus memikirkan orang-orang yang disayanginya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kerudung Putih Impian

8 September 2020   12:19 Diperbarui: 8 September 2020   12:25 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Membencimu dengan sungguh-sungguh dan mencintaimu sama besar dan sama kadarnya dengan rasa benci itu.

Seperti dua sisi sebuah koin, tak terpisahkan. 

Terpisah tetapi juga tersambung.  

Tersambung namun terpisah. 

Adakalanya ingin menjauh, dan kemudian ketika benar-benar menjauh rindu membawaku kembali padamu. 

Tak lama kemudian aku akan membenci lagi.  

Begitu saja terus, terus begitu saja hingga maut menjemput.

Aku membencimu ketika kau tak bisa membedakan mana biru mana hijau.  

Aku juga benci ketika kau tak gerah mengenakan motif bertabrakan tak jelas. 

Aku benci ketika kau tak mampu tentukan prioritas.  

aku juga benci ketika dengan entengnya meminta sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun