Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merantau di Kota Orang, Pelajaran Hidup yang Berarti

23 Agustus 2018   15:18 Diperbarui: 23 Agustus 2018   15:36 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin bagi orang lain merantau adalah hal yang biasa dan memang bukan sesuatu yang istimewa. Tetapi bagi saya yang memang belum pernah merantau adalah sesuatu pengalaman yang istimewa.

Selama ini saya tinggal di sebuah kota di ujung Sumatra, segala fasilitas yang saya butuhkan bisa saya dapatkan di sana, mulai dari pendidikan, pekerjaan dan lain-lain bisa saya dapatkan tanpa harus merantau.

Tak pernah juga terlintas di dalam pikiran saya untuk merantau dan pergi ke kota orang lain. Kalaupun memang harus ke luar kota, itu hanya beberapa hari saja dan itu pun karena tugas ataupun sekedar jalan-jalan.

Tahun ini karena program PPG (Pendidikan Profesi Guru) dari pemerintah, saya seolah-olah diharuskan untuk pergi merantau ke kota orang lain. Saya harus belajar tentang guru di kota itu. Hmm...

Awalnya saya ragu dan galau harus pergi selama itu (satu atau dua bulan sih sebenarnya, tapi bagi saya ya lama). Saya harus meninggalkan anak, suami dan keluarga. Kegalauan ini sempat saya tuliskan di sini. Tapi demi kesejahteraan keluarga akhirnya saya sampai di kota orang untuk belajar menjadi guru yang sejati.

Perjuangan. Yap, merantau di kota orang bukan sesuatu yang mudah ternyata, apalagi untuk saya yang memang baru pertama kali pergi merantau. Banyak hal yang harus dipersiapkan, terutama kesiapan hati untuk meninggalkan anak. Selain itu, tentu saja kesiapan secara materi, hehe... Tapi di dalam perjuangan itu saya melihat kebesaran Tuhan nyata di hidup saya.

Tuhan memberikan sesuatu yang saya butuhkan tepat pada waktunya dan melalui orang-orang baik di sekitar saya. Mulai dari orang-orang yang menguatkan hati saya untuk melanjutkan perjuangan ini meskipun harus merantau, orang yang membantu saya belajar untuk menjadi dewasa dan memaknai hidup melalui masalah-masalah yang ada, dan juga orang-orang yang membantu kesiapan materi yang saya butuhkan.

 Melalui program PPG ini, bukan sekedar pendidikan seorang guru untuk mengajar di kelas dan menjadi seorang guru yang profesional di sekolahnya, tetapi bagi saya memang saya diajarkan untuk menjadi pribadi yang makin baik dan tentunya akan berguna saat saya menjadi guru. Tuhan mempertemukan saya dengan teman-teman yang baik dan dari latar belakang yang berbeda.

Tapi dari sini kami menjadi seperti keluarga. Memang benar saya baru satu hari berada di tempat ini dan menjadi anak kos dalam kota orang lain, tapi saya merasa sudah banyak belajar tentang kehidupan. Pelajaran kehidupan ini sangat mahal karena harus dibayar dengan perjuangan, air mata, emosi, materi dan banyak hal.

Saya mulai flashback dengan kejadian-kejadian kemarin sebelum saya ada di sini. Betapa Tuhan memperhatikan saya dan Tuhan menginginkan saya ada di sini untuk menjalani program ini. Saya meyakini bahwa saya harus belajar sesuatu yang berharga di sini, bukan sekedar materi formal tetapi lebih kepada materi kehidupan.

Hari pertama ini saya mulai belajar untuk memahami orang lain, saling tolong menolong (ternyata memang benar kita tidak bisa hidup tanpa orang lain dan orang lain tidak bisa hidup tanpa kita, artinya setiap orang saling membutuhkan satu sama lain), mensyukuri sesuatu yang ada (contoh kecilnya hari ini saya makan nasi yang agak kurang matang, tapi tetap saya makan, hehehehe), tidak banyak menuntut (namanya juga ada dikos-kosan jadi semua fasilitas terbatas dan tidak semua hal harus terpenuhi, hal ini menuntut untuk kreatif dengan menggunakan sesuatu yang ada), belajar untuk mengambil keputusan dan tentunya nanti masih banyak yang lain. Saya akan mencoba menikmati semuanya di sini dan menjadikan semua ini pelajaran yang berarti untuk saya, oleh karena saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun