Mohon tunggu...
Priyono .
Priyono . Mohon Tunggu... karyawan swasta -

life is sharing the simple things

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dibina, atau Dibina-sakan?

21 Januari 2012   06:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dengan judul lain, Siapkah Anda Menjadi Seorang Atasan?

Hari ini kabarnya salah seorang rekan karyawan di tempat kerja saya akan resign. Dia mengundurkan diri dan lebih memilih bekerja di tempat lain. Apakah dia memilih gaji yang lebih besar? Mungkin saja. Tapi menurut saya faktor internal di departemen dia yang dominan. Entah itu hubungan dengan atasannya yang kurang harmonis, pekerjaan yang semuanya dibebankan kepada dia, atau faktor-faktor lain yang dia tak mau membeberkannya.

Tapi dari situ saya bisa menarik kesimpulan bahwa menjadi seorang atasan tidak sesimpel yang dibayangkan. Ada banyak hal yang harus dilakukan dan lebih banyak lagi yang tidak boleh dilakukan.

Misalnya, jangan selalu menyalahkan anak buah karena kesalahan yang dilakukannya. Anda (baca: atasan) sebagai controller bertanggung jawab atas itu. Jika anda intens dalam me-monitoring pekerjaannya, tentu kesalahan tidak akan terjadi, bukan?

Kemudian seandainya anda harus menyalahkan anak buah anda, jangan sekali-kali membentaknya -apalagi- di tempat umum. Ini akan fatal. Karena sebaik apapun kebenaran nasehat anda jika cara penyampaiannya salah tempat, akan mental juga. Bisa-bisa masuk telinga kanan keluar dari telinga kanan juga. :D

Masalah pekerjaan juga harus anda timbang-timbang. Beri pekerjaan sesuai dengan kapasitasnya, meski anda juga harus mengupayakan untuk memaksimalkan kenrjanya. Jangan sampai anak SMA mengerjakan soal anak SD atau anak SD mengerjakan soal anak kuliahan. Ya itu tadi, sesuai kapsitas.

Dan dengan meningkatkan kemampuan anak buah anda, sejatinya anda akan lebih diuntungkan. Itu kata atasan saya. Dan itu betul, pekerjaan anda sebagai atasan akan lebih ringan lagi. Malah kalau versi atasan saya lebih sederhana lagi. Jadi kalau bawahan melakukan kesalahan cukup dibina saja. Kalau berkali-kali salah dan tak mungkin lagi dibina... ya, dibina-sakan saja. Hehehe...

Dan karena saya cuma seorang karyawan grass root -yang tidak mungkin saya mengajari atasan saya- maka, tulisan ini hanya sekedar curhatan saya saja.

___________________________________________

Terinspirasi dari kejadian rekan kerja saya pagi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun