Mohon tunggu...
Pretty Luci Lumbanraja
Pretty Luci Lumbanraja Mohon Tunggu... Dosen - Your young lecturer and an amateur writing

Do, Calm, and Pray

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Minat Literasi di Hari Buku Sedunia

24 April 2019   12:30 Diperbarui: 24 April 2019   12:44 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menetapkan 23 April sebagai Hari Buku Sedunia atau disebut juga World Book and Copy Right Day sejak 1995 di Paris, sebagai bentuk penghormatan terhadap penulis-penulis dunia dimana salah satunya adalah William Shakespeare. Hari buku sedunia diperingati untuk merayakan kaum-kaum yang memiliki hobi membaca. Menyatakan komitmen yang kuat dalam mendukung dan melestarikan budaya membaca, memberikan penghargaan kepada buku-buku serta mempromosikan budaya membaca, penerbitan dan hak cipta.

Dalam merayakan Hari Buku Sedunia, negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ikut terlibat. 

Namun, Indonesia yang selalu merayakan hari ini setiap tahun kurang memberikan perhatian sepenuhnya. UNESCO merilis data bahwa indeks minat baca di Indonesia hanya 0,001. Dalam arti dari seribu orang, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. The World's Most Literate Nations (WMLN) menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara yang memiliki minat literasi. Dilansir dari kompas, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca per hari rata-rata 30-59 menit dengan rata-rata jumlah buku yang ditamatkan per tahun hanya 5-9 buku. Dalam arti tingkat literasi Indonesia sangat rendah. Untuk memiliki minat membaca saja masih susah.

Minat baca dapat ditumbuhkan. Minat baca yang rendah tidaklah suatu karakter yang mendarah daging yang tidak dapat diubah. Dari lingkungan sekitar, keluarga, pendidikan, dan masyarakat dapat mendorong kita untuk memiliki minat membaca. Dari membaca dapat melatih nalar agar semakin kritis dalam menanggapi setiap pernyataan yang dilontarkan kepada kita. 

Kita sebaiknya sadar untuk membaca sesuatu yang memiliki manfaat besar buat kita, yang dapat menambah ilmu pengetahuan kita, yang dapat membuat kita semakin cakap dan kritis dalam menganalisis suatu permasalahan yang terjadi di sekitar kita.  Mengingat hoaks kian menyebar seperti virus yang menggerus kepercayaan setiap masyarakat. Hoaks yang tanpa kita sadari telah kita terima melalui pernyataan di media sosial misalkan whatsapp, facebook, serta gosip-gosip (rumpi) yang kita dengar, dan lain sebagainya.  Membuat kita menyikapinya dengan pemikiran yang dangkal.

Tentu data di atas mengindikasikan minat baca masih perlu ditingkatkan. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membaca. Di era teknologi dan informasi yang semakin mudah dan transparan untuk dijangkau, sudah banyak bahan bacaan yang dapat diakses dengan mudah. Kita dapat mengunduh aplikasi berita di gawai sehingga dimanapun, kapanpun setiap informasi yang terbarukan dapat dibaca. Tanpa harus mengunduh, kita dapat mengakses berita dengan mudah sebab teknologi Big Data yang semakin canggih. Misalkan ketika kita tidak memiliki waktu untuk membeli koran di pagi hari.

Tidak hanya itu, untuk anak-anak di rumah, kita bisa menyediakan beberapa buku-buku bacaan seperti buku cerita, novel, majalah anak untuk dapat merangsang perkembangan otak dan imajinasi mereka. Kita memberikan motivasi dan dukungan untuk menumbuhkan minat membaca mereka dengan memberikan gambaran seperti  tokoh-tokoh dunia yang cerdas karena banyak membaca. Melihat hampir semua anak-anak menghabiskan waktunya sehabis belajar di sekolah dengan bermain gawai di rumah.

Membaca adalah salah satu solusi untuk mengurangi minat anak-anak menghabiskan waktu di rumah sepenuhnya dengan bermain gawai, menonton tv dan bermain. Dari membaca, kita menunjukkan peluang kepada anak-anak untuk mengikuti perlombaan menulis cerita pendek, puisi, novel dan lain sebagainya yang sudah sering dildukung oleh pemerintah untuk meningkatkan minat literasi anak Indonesia.

Tidak hanya membaca buku saja, membaca artikel-artikel pengetahuan, novel dan karya sastra orang lain dapat memberikan manfaat dalam kehidupan kita. Dari membaca dapat memberikan inspirasi, menambah kosakata, menambah kecerdasan pikiran kita, meningkatkan fokus dan konsentrasi dan yang terpenting dapat mengurangi stres yang diakibatkan karena aktivitas dan pekerjaan-pekerjaan kita.

Kita patut bersyukur akan dukungan pemerintah yang ikut menginisiasi setiap program-program untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Dimana target di tahun 2019 ini, pemerintah akan mendirikan 514 Kampung Literasi di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu saja, Presiden Jokowi akan menyetujui dan meresmikan program pengiriman buku gratis setiap bulan ke seluruh Indonesia. Hal ini merupakan bentuk dari kepedulian pemerintah terhadap literasi Indonesia. Sudah saatnya kita menyadari bahwa begitu pentingnya membaca di dalam hidup kita (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun