Mohon tunggu...
Prayudi Newoto
Prayudi Newoto Mohon Tunggu... Administrasi - Senior Consultant

Business and Management Strategist. Senior Consultant at Organization Transformation International (OTI)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jebakan Porter dan Disrupsi Pasar

25 Oktober 2017   09:12 Diperbarui: 1 November 2017   09:51 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang GM bizdev sebuah perusahaan besar yang menjadi klien saya  mengeluh, "Kami sudah melakukan semua hal yang perlu dilakukan, bahkan lebih. Segala hal, dari A sampai Z, yang dibutuhkan untuk melanggengkan keunggulan bersaing kami dan memantapkan posisi kami di pasar telah  ter-cover. Tapi kenapa dampaknya nihil? Bagai mengecat langit saja... "

Yah, sebenarnya keluhan macam begini bukan kali pertama saya dengar dari klien. Perusahaan-perusahaan besar dan (eks) penguasa pasar sekalipun. Inilah  contoh bahaya serius dari "jebakan Porter." 

Bisa kita lihat  sendiri dalam lingkungan bisnis sehari-hari bahwa sebagian besar strategi korporat dan marketing sekarang ini didasarkan pada konsep lawas Michael Porter, yakni konsep keunggulan bersaing yang  berkelanjutan (sustainable competitive advantage). Konsep ini berpijak  pada ide bahwa membangun kekuatan atau keunggulan yang unik dan sulit  ditiru dalam lingkup operasional perusahaan akan membuat perusahaan itu  sukses. Keunggulan tersebut dapat dibangun melalui cost leadership,  diferensiasi fitur atau benefit, inovasi dalam pengembangan produk atau  keunggulan operasional.

Namun sayangnya, era keunggulan bersaing  sepertinya sudah tamat alias modar, ko'it, isdet. Dalam dunia yang bergerak dengan  sangat cepat sekarang ini, keunggulan bersaing apa pun tidak akan bisa  bertahan lama. Dengan cepat, para pesaing bisa menyusul ketertinggalan  dan menawarkan produk atau jasa yang sama secara lebih cepat dan lebih  murah.

Jadi, jika kita melihat sebuah kekuatan disruptif yang berpotensi mempengaruhi industri kita, pastikan kita menjawab tiga pertanyaan ini dengan benar:

 1. Di bisnis apa kita bermain sekarang? Jangan jawab pertanyaan ini dengan definisi teknologinya,  penawarannya, ataupun kategorinya. Jawablah dengan menjabarkan masalah  apa yang kita pecahkan untuk kepentingan pelanggan. Salah satu titik  kegagalan Kodak adalah saat mereka tidak memandang diri mereka sebagai  perusahaan "berbagi momen," dan malah terus mengadopsi perspektif perusahaan film foto.

 2. Peluang-peluang apa saja yang dihadirkan  oleh kekuatan disruptif tersebut? Walaupun kerap dipandang sebagai  ancaman, kekuatan disruptif sebenarnya menghadirkan peluang pertumbuhan  yang luar biasa besar. Disrupsi selalu memperluas pasar, namun juga  selalu mentransformasi model bisnis.

 3. Kapabilitas apa saja yang  kita butuhkan untuk merealisasikan peluang-peluang tersebut? Kalau mau  jujur, para pemain utama di suatu bisnis memiliki kesempatan paling  besar untuk menangkap berbagai peluang disruptif. Meraka jelas memiliki  berbagai kapabilitas penting seperti akses ke pasar, teknologi, dan  neraca keuangan yang sehat.

Penulis adalah Senior Consultant di Organization Transformation International (OTI). Email: prayudi@otiinternational.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun