Siapa Yang akan Lengser? (Foto: nasional.kompas.com)
Â
Setelah delapan bulan dilantik menjadi presiden, secara perlahan, Jokowi mulai menjadi tidak sabar menghadapi kinerja kabinetnya dikaitkan dengan beratnya beban yang harus dipikulnya. Salah satu indikasi kejengkelannya apabila dicermati terlihat dalam dua kasus.
Fakta-fakta
Pertama tercermin saat Jokowi memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/5). Dikatakannya, "Sebelum masuk kepada rencana kerja pemerintah tahun 2016, saya ingin memperingatkan kembali masalah yang berkaitan dengan organisasi kementerian.
"Presiden memperingatkan semua menteri-menteri tentang organisasi kementerian. Sampai detik ini, kata Jokowi, ada sejumlah kementerian yang peraturan presiden (Perpres-nya) belum ditandatangani. "Hati-hati karena masalah kelembagaan ini rentetannya bisa masuk pada masalah pencairan anggaran, pencarian anggaran bisa masuk kepada serapan anggaran, serapan anggaran bisa masuk kepada pengaruh pertumbuhan ekonomi melemahnya ekonomi dan lain-lainnya," tegasnya.
Kasus kedua, Presiden Jokowi kecewa dengan kunjungannya ke Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (17/6). Saat melakukan kunjungan itu presiden berang menemukan kinerja bawahannya yang tidak sesuai dengan arahannya. Jokowi sudah menargetkan dwelling time bisa dipercepat hingga 4,7 hari. Namun, saat ini rata-rata masih 5,5 hari. Bahkan, masih ada yang sampai 25 hari.
Dengan nada kesal dikatakan presiden, "Harus terbuka, saya tanya tidak ada jawabannya, ya saya cari sendiri jawabannya dengan cara saya. Kalau sulit bisa saja dirjen-nya saya copot, pelaku di lapangan saya copot, bisa juga menterinya yang saya copot," tegasnya.
Menko Maritim Indroyono Soesilo langsung bereaksi menggelar rapat koordinasi untuk membahas dwelling time atau menurunkan waktu tunggu bongkar muat di pelabuhan dihadiri oleh Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Rapat tersebut digelar Kamis (18/6) siang, pukul 13.00 WIB di Gedung BPPT, Thamrin, Jakarta.
Sebelumnya, dalam sidang Kabinet Senin (15/6/2015), Presiden Jokowi meminta semua menteri membuat laporan detail kinerjanya dalam dua lembar kertas. Jokowi meminta seluruh kementerian segera membuat laporan capaian kinerja masing-masing dan juga perencanaan para menteri dalam enam bulan ke depan. "Saya minta seluruh kementerian dan lembaga menyampaikan laporan pencapaian program apa saja yang dilakukan selama 6 bulan ini, mulai November sampai April, dalam dua hari ini bisa diselesaikan," tegasnya.
Jokowi mengaku sudah menerima laporan tersebut, namun belum membaca semuanya. Yang pasti laporan itu akan dijadikan bahan evaluasi para menterinya, melengkapi evaluasi cara lain yang selalu dilakukannya.