Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kunjungi 3 Negara Asia Timur, Jokowi Berupaya Jadikan Indonesia "Center of Gravity"

31 Juli 2022   07:56 Diperbarui: 31 Juli 2022   19:15 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi bersiap menaiki pesawat dari Beijing menuju Tokyo, Selasa (26/7/2022).(Dokumentasi/Sekretariat Presiden)

Kepentingan AS di fokuskan dalam konsep Indo Pasific. AS kemudian membentuk jaringan intelijen dan koalisi militer yaitu badan intelijen lima negara (Five Eyes), AUKUS (Australia, Inggris, AS) dan Quad (AS, Australia, India, Jepang), memperkuat peran Indo Pasifik (INDOPACOM), dan mengadakan latihan bersama dengan sekutu serta latihan bersama dengan mitra, diantaranya Indonesia (Garuda Shield) yang telah dilaksanakan 16 kali.

Dari kondisi tekanan potensi ancaman konflik militer AS versus China, dari posisi geografisnya, Indonesia menjadi center of grafity. AS berusaha Indonesia mau menjadi sekutunya, tetapi Indonesia menyatakan tetap netral dengan prinsip politik LN yang bebas aktif. 

Dalam posisi buah simalakama apabila keliru dalam mengambil langkah, penulis terus mengamati, melihat bahaya AS akan mengambil langkah ekstrem kearah pimpinan nasional apabila kepentingan nasionalnya terganggu. Ini yang selama ini penulis khawatirkan (baca studi kasus kejatuhan PM Najib).

Presiden Jokowi pada akhirnya memutuskan mengambil langkah keseimbangan, di satu sisi mewadahi kepentingan AS dengan memberikan clearance TNI mengadakan latihan militer dengan AS dan sekutunya di wilayah Indonesia, kedua memberi akses beberapa spot strategis untuk dipakai sebagai medan latihan. Daerah latihan mengarah ke koridor Laut China Selatan. 

Latihan Super Garuda Shield kali ini melibatkan tiga matra, menjadi lebih komprehensif menjurus kearah latma multi nasional. Terjadi kesepakatan terutama security clearance penggunaan ruang udara dan airfield tertentu di Indonesia. 

AS jelas menginginkan akses tersebut berkaca dari pengalaman pahit saat operasi mengejar Osama bin Laden dan ditolaknya operasi udara USAF di ruang udara Pakistan.

Nah, langkah diplomatis keseimbangan geopolitik dan geostrategis kawasan dilakukan oleh Presiden Jokowi ke arah China sebagai pesaing AS. 

Presiden Jokowi menjelang latma tersebut justru mengunjungi tiga negara Asia Timur, terutama China (RRT) sebagai musuh AS dan dua sekutu AS, Jepang serta Korea Selatan. Dalam posisinya sebagai Presidensi G20 dan Ketua Asean 2023 safari Jokowi dinilai valid. 

Kemudian, Indonesia dengan posisi netral jelas berhasil menetralisir rasa iri hati dua kutub, menghindari kecurigaan AS di satu sisi, dan menegaskan bahwa hubungan Indonesia dengan RRT lebih fokus ke bidang ekonomi. Indonesia behasil menegaskann ke China bahwa latma Super Garuda Shiled murni latihan militer tanpa ada tujuan politik atau ancaman tertentu terhadap sebuah negara.

Kini Presiden Jokowi dalam safari Asia Timur ini sebagai Presidensi G20, calon Ketua Asean 2023 selain mengutamakan keberhasilan KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali juga mendapat keuntungan bidang ekonomi, selain menegaskan posisi netralitas Indonesia terhadap negara sahabat dan mitra. 

Inilah diplomasi cantik yang nilainya tinggi. Keseimbangan Presiden Jokowi tersebut dapat disebut diplomasi kontra kecemburuan, menenteramkan rasa tidak puas dua raksasa dan dinilai sukses. Inilah rebalancing versi Presiden Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun