Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Selain Ekonomi, Ini Kepentingan AS terhadap ASEAN

17 Mei 2022   09:56 Diperbarui: 6 Juni 2022   10:42 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Jumat pagi (13/5/2022) waktu Indonesia. (Sekretariat Presiden) 

Pada front kawasan Asia Pasifik, dalam menghadapi China Tiongkok, AS membangun sekutu serta aliansi mempunyai jaringan intelijen Five Eyes, memiliki sekutu, Australia, Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Filipina.

AS juga menciptakan AUKUS (Australia, Inggris dan AS), serta QUAD yaitu India, Australia, dan Jepang. Negara mitra Singapura dan Vietnam.

Posisi beberapa negara ASEAN terus didekati AS, terutama Indonesia dan Malaysia ditarget menjadi mitra utama. AS mencoba membuat kompartmentasi dengan China.

Tetapi upaya AS terkendala, mengingat hubungan ekonomi beberapa negara ASEAN yang cukup dominan dengan Beijing dan insentif ekonomi Washington yang dinilai terbatas.

Pada pertemuan puncak virtual dengan ASEAN Oktober lalu, Biden mengatakan Washington akan memulai pembicaraan tentang mengembangkan kerangka kerja ekonomi regional, di mana Presiden Donald Trump menyatakan keluar dari pakta perdagangan regional pada 2017.

Menarik yang dikatakan Gregory Poling dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington, "AS melakukan pekerjaan yang cukup solid di bidang politik dan keamanan, tetapi gagal di bidang ekonomi," katanya.

Selanjutnya dikatakan, "AS tidak dapat bersaing secara efektif dengan China Jika hanya membawa senjata dan diplomasi ke meja. Itu harus membawa uang tunai dan terus terang, kami (AS) tidak pandai melakukan itu," katanya.

Sejak awal tahun 2021, terlihat Amerika mulai menyesuaikan strateginya dimana pendekatan keamanan digeser ke pendekatan kesejahteraan, Indo Pasifik mengeluarkan kebijakan higher road, semacam OBOR dan pada awalnya disiapkan dana USD 400 miliar, dan akan ditingkatkan menjadi USD 1 Triliun untuk mendekati serta membina kemitraan dengan negara-negara Asean.

Dari data BKPM Indonesia, terlihat perbandingan investasi Tiongkok serta AS ke Indonesia. Investasi China Tiongkok ke Indonesia pada tahun 2019 (USD 4.744,5 juta), tahun 2020 (USD 4.842,4 juta), tahun 2021 (USD 3.160,4 juta).

Sementara investasi AS ke Indonesia tahun 2019 (USD 989,3 juta), tahun 2020 (USD 749,7 juta) dan tahun 2021 (USD 2.537,2 juta).

Data investasi menunjukkan besarnya upaya AS untuk meningkatkan investasi ke Indonesia yang melesat pada tahun 2021 (ranking 4) dibandingkan tahun 2020 (ranking 8).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun