Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Presiden Jokowi dan Ujian Karakter

24 Januari 2022   14:14 Diperbarui: 26 Januari 2022   20:18 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI Joko Widodo (KOMPAS.com)

Secara resmi kepemimpinan Pak Jokowi sebagai presiden tersisa sekitar dua tahun sembilan bulan. ATHG yang dihadapi terutama apakah programnya bisa terus berjalan?

Serangan covid yang terus bermutasi tetap belum terkalahkan, varian baru dari luar negeri terus mengancam.

Pengaruh pandemi terhadap tekanan perekonomian membutuhkan upaya keras, di mana saat silaturahmi Akabri 67/70, Menko Marves Luhut Panjaitan meyakini perekonomian akan membaik.

Telah terjadi perubahan yang tidak disadari banyak orang bahwa kondisi perekonomian akan naik pesat pada 2030, dan Indonesia diprediksi jaya pada 2045.

Presiden dalam waktu yang tersisa ini jelas tidak bisa bekerja sendiri, dibantu oleh para menteri yang dipilih dengan hak prerogatif.

Dalam sikon di atas, mulai nampak geliat ambisi serta upaya mereka kini dengan karakternya masing-masing mulai sibuk mikir pilpres 2024.

Nah, untuk tercapainya program utamanya, di waktu yang tersisa ini presiden bila ingin menilai dan mengukur seseorang, sebaiknya dinilai karakter para pembantu-pembantunya di kabinet.

Penulis pernah mempelajari dan menulis dasar pemikiran salah satu presiden Amerika yang kata bijaknya bernakna hebat yaitu Abraham Lincoln.

Abraham Lincoln lahir 12 Februari 1809 di Hodgenville, Hardin County, Kentucky, USA.

Presiden ke-16 Amerika Serikat ini pada 4 Maret 1861 terus gigih menentang adanya perbudakan.

Pada tanggal 15 April 1865, Abraham Lincoln tewas ditembak pada usia 56 tahun di teater Ford, Washington D.C. oleh John Wilkes Booth, seorang pemain sandiwara yang memiliki gangguan jiwa.

Kematian menjemputnya tatkala tercapainya perdamaian dan berakhirnya perbudakan di Amerika.

Dikatakanya bahwa setiap orang memiliki ambisi pribadi yang khas. Entah benar atau tidak, "Saya dapat berkata, saya tidak memiliki ambisi sebesar menjadi benar-benar dihargai kawan-kawan saya, dengan menjadikan diri saya pantas dengan penghargaan tersebut", katanya.

"Hampir semua pria memang mampu bertahan menghadapi kesulitan. Namun, jika Anda ingin menguji karakter sejati pria, beri dia kekuasaan," ujar Abraham.

Secara teori, karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Kekuasaan bisa membuat mereka lupa bila tidak hati-hati dan waspada.

Kini di negara kita, Indonesia tercinta, mereka yang menduduki jabatan tinggi di pemerintahan, terutama jabatan yang diberi presiden, mengacu teori Lincoln, sebenarnya mereka sedang diuji karakter sejatinya.

Tidak butuh waktu lama, bisa cukup singkat ngukurnya. Siapa yang ada disekitarnya? Apa yang diperbuat demi negaranya? Percaya dirikah dia? Apakah organisasi ysng dipimpinnya semakin baik atau justru ambaradul oleh dirinya stau punakawan yang dia "cangking"? Seberapa besar loyalitas kepada pimpinan nasional, bangsa dan negara.

Selain soal ujian karakter tadi yang menarik, menurut falsafah Jawa ada juga istilah petruk jadi ratu. Karena dia tadinya bukan apa-apa, begitu berkuasa watak aslinya muncul.

Pada intinya, manusia umumnya tidak pernah puas, ini titik rawan yang paling berbahaya.

Kesimpulannya, benarkah dan akan terbuktikah kata-kata Abraham Lincoln?

Kita lihat kondisi menuju ke 2024, jelas permasalahan ambisi yang liar, salah ukur bisa melibatkan para pejabat menjadikan dirinya semakin complicated.

Semoga betmanfaat serta memohon semoga Allah melindungi Bangsa dan negara Indonesia dengan barokah-Nya, Amin.

Pray Old Soldier (Marsda TNI Purn)

Jakarta, 24 Januari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun