"Maka lebih baik kalau saya boleh bilang, kalau nggak mau jadi petugas partai, saya nggak ngomong lagi anggota partai, petugas partai. Artinya yang diberi tugas oleh partai, out! begitu aja, mundur. Jangan lagi orang yang kemarin toh. Saya cerita toh saya cerita ada kasus. Saya pecat nah baru dah, gelimpangan nggak jelas," kata Megawati.
Parpol Butuh Patron Kuat, tapi Sekaligus sebagai Titik Rawannya
Dari pengamatan beberapa kali pemilu legislatif, PDIP serta Partai Gerindra terus membuktikan diri sebagai parpol papan atas yang solid karena mempunyai patron sebagai Ketua Umum. Dari fakta pemilu legislatif 2019, karakter, Megawati dan Prabowo tetap menonjol pada ranking satu dan dua. Capres yang bersaing yaitu Jokowi dan Prabowo pada pilpres 2019 juga berasal dari dua parpol ini.
Sementara untuk PKB dan Golkar simpatisan dan pangsa pasarnya sudah jelas, PKB simpatisannya kaum Nahdliyin, Golkar ini partai terbuka, nasionalis, paling senior, dan sudah lama mengakar.
Kepemimpinan lain sekaligus bukti pengaruh soliditas patron yang terus naik, populer dan menonjol adalah kepemimpinan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Pada pemilu 2019 di posisi lima besar, naik dari peringkat delapan pada pemilu 2014 (8.402.812 suara atau 6,72%)
Nah, apabila ketiga patron parpol tersebut tetap bertahan hingga 2024, maka bisa diperkirakan PDIP, Gerindra dan NasDem yang akan berada di posisi tiga besar.
Tetapi bagi para kader parpol, perlu juga mewaspadai, pengaruh patron dalam menjaga soliditas parpol dan daya tarik simpatisan juga merupakan titik rawannya. Apabila terjadi sesuatu yang negatif atau mundurnya patron sebagai Ketua Umum, kerugian perolehan suaranya diperkirakan akan turun. Sifat pragmatisme politisi sebagai pelaku bisa menyebabkan pecahnya parpol.
Contoh kasus yang terjadi pada Partai Demokrat, pada Pemilu 2014, memperoleh 12.728.913 suara (10,19 persen) di podisi empat besar, tetapi pada Pemilu 2019 melorot ke posisi ke-7 (10.876.507 Atau 7,77 persen).
PDIP beruntung kini masih punya Pak Jokowi, walau juga disebut Mega sebagai petugas partai. Karismanya masih besar, bila bisa ikut bertarung pada 2024, kemungkinan besar akan menang.
Sementara Puan jelas citra dan pengaruhnya lebih bersandar kepada Bu Mega. Ganjar sebagai kader menonjol kini sudah di 'zero position'.
Gerindra punya kader, kemungkinan bisa mendudukkan Sandiaga Uno sebagai calon patron sekaligus calon pemimpin nasional. Sementara ini realistis bila Gerindra berkoalisi dengan PDIP, Prabowo sebagai capres.
Partai NasDem masih penuh bersandar kepada Surya Paloh dan belum punya calon patron, realistis bila NasDem berkoalisi dengan Golkar, karena Airlangga Hartarto kini tetap berselancar di pemerintahan dan tidak goyah.