Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilik Patron Kuat Berpeluang Menjadi Parpol Teratas Pemilu 2024

2 Juni 2021   18:13 Diperbarui: 8 Juni 2021   12:03 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemungutan suara: Warga memberikan suara saat simulasi pemungutan suara di TPS Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2013). (TRIBUNNEWS/HERUDIN )

Basic descriptive intelligence dan current affairs sebagai fakta intelijen menunjukkan bahwa parpol dengan kepemimpinan patron yang kuat akan mampu menjaga soliditas partainya sekaligus mendapat dukungan suara dalam Pemilu.

Sebagai studi kasus, PDIP adalah parpol yang tetap solid dan terus mewarnai percaturan politik di Indonesia sejak dipimpin Megawati, demikian juga Gerindra.

Pada pemilu 2019 hanya tiga parpol yang memperoleh suara dua digit, PDIP teratas dengan 19,33 persen, mengungguli Partai Gerindra (12,57 persen) dan Golkar (12,31 persen). Parpol lainnya mendapat satu digit.

Hasil pemilu legislatif 2019 adalah:

1. PDI-P: 27.053.961 (19,33 persen)
2. Gerindra: 17.594.839 (12,57 persen
3. Golkar: 17.229.789 (12,31 persen)
4. PKB: 13.570.097 (9,69 persen)
5. NasDem: 12.661.792 (9,05 persen)
6. PKS: 11.493.663 (8,21 persen)
7. Demokrat: 10.876.507 (7,77 persen)
8. PAN: 9.572.623 (6,84 persen)
9. PPP: 6.323.147 (4,52 persen)
10. Perindo: 3.738.320 (2,67 persen)
11. Berkarya: 2.929.495 (2,09 persen)
12. PSI: 2.650.361 (1,89 persen)
13. Hanura: 2.161.507 (1,54 persen)
14. PBB: 1.099.848 (0,79 persen)
15. Garuda 702.536 (0,50 persen)
16. PKPI 312.775 (0,22 persen)

Kasus menarik dari kepemimpinan power full patron di PDIP, terbukti dan terjadi pada hari Sabtu (22/5/2021), di mana Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai kader PDIP tidak diundang ke acara rapat penguatan soliditas PDIP di Semarang.

Acara dihadiri Ketua DPP PDI-P Puan Maharani di provinsi di mana Ganjar menjadi Gubernur. Puan saat itu berbicara cukup keras tentang Ganjar, bahkan Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuyanto tegas menyebutkan bahwa Ganjar tak diundang ke acara yang dihadiri Puan Maharani karena terkait pencapresan di 2024.

Menurut Bambang, Ganjar tidak dundang karena dinilai berseberangan terkait langkah pencapresan 2024, Ganjar dinilai terlalu berambisi untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.

Saat itu Ganjar menanggapi dengan santai dan menyatakan beberapa hari sebelumnya bahkan bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan baik-baik saja.

Ratu Banteng Bereaksi
Megawati berbicara lantang kepada para petugas partai PDIP. Dia menegaskan para kader yang enggan menjadi petugas partai dipersilakan untuk keluar.

Hal itu diungkapkan Megawati dalam siaran langsung di kanal YouTube PDI Perjuangan, Minggu (30/5). Megawati sempat menyinggung kondisi para mantan kader yang kini sudah dipecat oleh PDIP bergelimpangan tidak jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun