Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Counterintelligence: Kemungkinan Ledakan Virus Corona Pasca Lebaran

6 Mei 2021   21:23 Diperbarui: 9 Mei 2021   15:16 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang kerabat seseorang yang meninggal karena COVID-19 dihibur oleh orang lain saat dikremasi di Jammu, India, Minggu, 25 April 2021.(AP PHOTO/ CHANNI ANAND via KOMPAS.com)

Hingga saat ini sudah ada 13 kasus varian B.1.1.7 dari Inggris di Indonesia, lima di antaranya terdeteksi di Karawang, Jawa Barat.

Virus itu ditemukan di Indonesia sebagian besar dibawa oleh pekerja migran Indonesia yang pulang dari sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Ghana.

Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris ini sendiri memiliki mutasi pada bagian "receptor-binding domain", yang digunakan virus untuk menginfeksi sel tubuh manusia.

Varian B.1617 (India)

Pemerintah saat ini sedang melakukan pelacakan kontak terhadap kasus varian dari India yang ditemukan di Bali. Varian itu ditemukan pada WNI perempuan yang bekerja di sektor pariwisata dan sampelnya diambil pada awal April lalu.

Selain itu dua warga Serpong Utara, Tangerang Selatan, yang positif terinfeksi varian virus corona B.1.617 strain India diduga terpapar anggota keluarga di DKI Jakarta.

Pendapat Pakar Biomolekular

Pakar biomolekular dari Universitas Yarsi, Ahmad Rusjdan Utomo menjelaskan varian baru dari suatu virus adalah hal yang wajar.

Kendati termasuk dalam varian yang diwaspadai oleh WHO, kata Ahmad, masyarakat perlu memahami bahwa varian ini tidak akan muncul efeknya jika tidak bertemu dengan manusia.

Ia mencontohkan, kendati varian happy birthday, GBU B.1.1.7 dari Inggris disebut lebih cepat menular, tapi sejauh ini penularannya tidak begitu banyak, bahkan kurang dari 2%.

Kendati pemerintah kini tengah menjalankan program vaksinasi, kata Ahmad, masyarakat tak bisa sepenuhnya bergantung pada vaksin untuk melindungi diri dari varian baru ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun