Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mencari dari Mana Asal Nyali dan Kepercayaan Diri Moeldoko

8 Maret 2021   14:35 Diperbarui: 9 Maret 2021   05:23 3880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moeldoko (tengah) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). Berdasarkan hasil KLB, Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025. (ANTARA FOTO/ENDI AHMAD via kompas.com)

Walau politik kotor dan ada invisible hand,menurut penulis Presiden Jokowi pasti terus mencermati kasus.

Penjelasan Mahfud itu penjelasan pemerintah, bisa dipercaya. Penulis kenal dengan Menko yang satu ini dan integritasnya serta kepakaran di bidang hukum.

Kesimpulan dan Penutup

Kemelut di Partai Demokrat akan berakhir pada proses hukum. Dari persepsi intelijen taktis, posisi kubu SBY nampak lebih kuat, dengan catatan kerawanan yang ada perlu diantisipasi.

Tidak perlu terus memojokkan pemerintah yang justru akan mengurangi simpati, dan menurunkan citra SBY. Publik sudah menegaskan ulah dan karakter lawannya kurang etis, walaupun ada yang mendukung Moeldoko.

SBY tidak perlu menunjukkan sikap lemah, justru seharusnya tetap tegar. AHY sebaiknya cooling down, jangan terlalu heboh.

Bagi Moeldoko, sebaiknya lebih berhati-hati masuk ke wilayah politik dan menjadi praktisi. Politik di Indonesia itu kotor sekali dan syarat dengan kepentingan, lebih berbau oportunisme.

Perlu disadari Moeldoko, bahwa berpolitik itu hanya dua, memanfaatkan atau dimanfaatkan.

Dengan jam terbang sebagai praktisi politisinya yang belum mengakar, dia akan bertemu dan dikelilingi dengan kelompok raja-raja tega serta pemain politik yang memanfaatkannya dan bisa saja sewaktu-waktu disingkirkan bila dinilai sudah tidak bermanfaat lagi. Perlu berkaca pada beberapa kasus seniornya yang gagal saat menjadi praktisi politik.

Menurut penulis, posisi Moeldoko berada di ujung tanduk apabila proses KLB sudah masuk ke Menkumham. Walau kubunya menangpun, tetap akan menyulitkan posisi presiden, saat itulah presiden tanpa disarankanpun akan mengambil sikap.

Terlebih lagi apabila dia kalah di politik (tidak diakui di Kumham), kemudian lebih buruk dia kehilangan jabatan, bisa saja akan muncul masalah lain, seperti tuntutan hukum dari kubu SBY, semua ini menurut penulis perlu dikalkulasi ulang olehnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun