Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pentingnya Penyelidikan Non-Teknis pada SJ-182

11 Januari 2021   19:00 Diperbarui: 13 Januari 2021   19:45 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maskapai Sriwijaya Air (dok. Sriwijaya Air via Kompas.com)

Pihak pemberontak di Ukraina dan Rusia membantah tidak ada sama sekali persenjataan mereka. Serangan tersebut juga menjadi misteri, karena pihak Ukraina juga memiliki rudal BUK.

Setelah dua kasus MH tersebut, nilai saham MH runtuh. Kedua kasus tidak mampu menjatuhkan PM Najib, akhirnya kemudian dia dikalahkan oleh Mahatir pada pemilu setelah dibongkar bukti korupsi M1DP yang diusut oleh FBI, bahkan kemudian Najib diadili dan dipenjara.

Langkah Penyelidikan Non-Teknis Kasus SJ-182

Ada hal menarik yang perlu didalami dari sisi non-teknis dalam kecelakaan SJ-182.

Fakta pertama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan kronologi hilang kontak antara pesawat dengan pemandu lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC) setelah lepas landas pada pukul 14:36 WIB.

"Pilot kemudian minta izin kepada ATC untuk menaikkan ketinggian. Pada 14:37 WIB diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti standar instrumen departure," ungkapnya dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring, Sabtu (9/1).

Beberapa saat kemudian, pada pukul 14:40 WIB pesawat terlihat terbang menjauh dari rute, ke arah barat daya, sehingga ATC mencoba untuk menghubungi pilot untuk kembali ke koordinat tetapi terjadi lost contact.

Fakta kedua, dilaporkan oleh Flight Radar24, SJ-182 turun 5.500 feet (dari ketinggian 10.900 ft ke 5.400 ft) dalam 15 detik. Sementara dari ketinggian 5.400 ft hingga 250 ft turun dalam 7 detik.

Nah, dari dua informasi tersebut, indikasi sementara jatuhnya pesawat nampaknya ada dua kemungkinan.

Pertama adanya ledakan (bom) sehingga pesawat jatuh tidak terkendali. Menurut Dirut Sriwijaya Air Jeff Jauwena, "Boeing 737, SJ-182 tersebut laik terbang. Sebelumnya terbang ke Pontianak (PP) lalu ke Pangkal Pinang, ini rute kedua ke Pontianak," katanya.

Kemungkinan lain apakah engine mati, dari beberapa aircraft investigation pesawat umumnya masih bisa gliding, tidak langsung jatuh bebas. Kemungkinan lain apakah pesawat memasuki bad weather? Pesawat mengalami "stall" dan kemudian "spin", sehingga pesawat jatuh dengan 'speed' lebih cepat. Mengapa penulis menyarankan aparat intelijen alert?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun