Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Joe Biden Tunjuk Avril Haines, Wanita Tangguh Calon Direktur Intelijen Nasional AS

4 Desember 2020   15:52 Diperbarui: 5 Desember 2020   06:27 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Avril Haines, mantan deputi C.I.A. direktur dan wakil penasehat keamanan nasional, akan dicalonkan sebagai direktur intelijen nasional. (Foto: Stefani Reynolds/Alamy via nytimes.com)

Dari 2007 hingga 2008, Haines bekerja untuk Komite Senat Amerika Serikat untuk Hubungan Luar Negeri sebagai Wakil Ketua Penasihat untuk Senat Mayoritas Demokrat (di bawah ketua saat itu Joe Biden).

Dia kemudian bekerja di Departemen Luar Negeri sebagai asisten penasihat hukum untuk urusan perjanjian dari 2008 hingga 2010. Pada 13 Juni 2013 Presiden Obama menominasikan Haines untuk menggantikan Michael Morell, Wakil Direktur CIA.

Jabatan yang perlu di konfirmasi oleh Senat. Setelah lolos, Haines menjabat sejak tanggal 9 Agustus 2013, menggantikan Morrell.

Haines adalah wanita pertama non karir intelijen di posisi tinggi CIA, sedangkan Gina Haspel adalah personil intelijen karir wanita pertama yang ditunjuk sebagai Direktur CIA di era Presiden Trump.

Publik AS mencatat, dalam sebuah kasus pada 2015, Haines ditugaskan untuk menentukan apakah personel CIA yang terlibat dalam peretasan komputer staf Senat yang menulis laporan Komite Intelijen Senat tentang penyiksaan CIA akan harus didisiplinkan atau tidak.

Haines memilih untuk tidak mendisiplinkan, dia berani dan berhasil mengalahkan keputusan Inspektur Jenderal CIA. Selanjutnya, dia justru terlibat dalam proyek CIA untuk menyunting laporan Senat secara bebas.

Haines juga merupakan wanita pertama yang menjadi Wakil Penasihat Keamanan Nasional, DNSA (Deputy National Security Advisor).

Selama tahun-tahun bertugas di Gedung Putih membantu Presiden Obama, Haines memainkan peran penting bekerja sama dengan John O. Brennan (Direktur CIA, periode 2013-2017) dalam menentukan kebijakan administrasi tentang "pembunuhan yang ditargetkan" oleh drone.

ACLU mengecam keras kebijakan Obama tentang pembunuhan pesawat tak berawak karena gagal memenuhi norma hak asasi manusia internasional. Haines yang menentukan keputusan dengan back ground hukum.

Para pengkritik Haines kemudian menyatakan khawatir dengan perannya dalam program serangan Drones pemerintahan Obama yang kontroversial tersebut, kebijakan CIA yang berpusat pada pembunuhan terarah terhadap teroris, tetapi juga mengakibatkan kematian warga sipil.

Dengan terjadinya kebocoran email Komite Nasional Demokratik selama kampanye presiden 2016, Haines sebagai DNSA mengadakan serangkaian pertemuan untuk membahas cara-cara counter intelligence menanggapi peretasan dan kebocoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun