Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pilkada dan Risiko Politik Jokowi

24 September 2020   15:51 Diperbarui: 24 September 2020   19:42 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020).(ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN/POOL via KOMPAS.com)

"Sehingga angka yang 4 ribu kasus kemarin itu baru puncak gunung es-nya saja. Kalau kita mengetes lebih banyak orang, itu niscaya jumlah kasusnya akan naik, tapi positivity rate-nya turun," ucapnya.

Selain itu, kata dia, saat ini positivity rate di Indonesia masih mencapai 20 persen yang menunjukkan "kasus corona belum terkendali dengan baik." Karena itu, seharusnya pelaksanaan pilkada ditunda.

Fungsi Intelijen Pengamanan

Dalam fungsi pengamanan (intelijen) memberikan input user (the decesion maker), yaitu pengamanan (pam) pribadi, pam personil, pam materiil, pam informasi dan pam kegiatan.

Kebutuhan fakta dan analisis adalah seberapa besar KPU serta aparat keamanan mampu mengatasi ketidak disiplinan mereka yang terlibat dalam pilkada, pembantu presiden memberi masukan prediksi covid potensi penularan hingga proses pilkada selesai.

Dalam kasus kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian, sulitnya perekonomian masyarakat serta pengusaha berusaha terus survive walau ada efeknya yang berat.

Tetapi dalam pilkada ini yang perlu diwaspadai adalah besarnya semangat para pendukung, yang bisa mengacuhkan protokol kesehatan. Sanksi yang selama ini dipertontonkan tidak membuat takut.

Nah, tugas berat KPU dan Bawaslu, membuat aturan baru dengan sangsinya. Apa juga akan ditaati?

Penilaian Resiko

Menarik yang disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, bahwa pilkada mirip bom atom.

Walau statemennya agak ektrem, persepsi Qodari memberi gambaran hitungan bahaya Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun